Serangan Hama Uret Mengganas di Klaten, Petani Pusing

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 03 Agu 2022 18:46 WIB
Petani Desa Blimbing, memanen ketela pohon yang diserang uret, Rabu (3/8/2022). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Serangan hama uret atau gayas mengganas di beberapa wilayah Kecamatan Jatinom dan Karangnongko, Klaten. Serangan hama itu membuat petani palawija pusing karena hasil panennya anjlok.

"Normalnya satu pohon ketela itu kalau panen isinya 5 kilogram. Kali ini maksimal cuma dapat 2 kilogram, pusing kalau dipikir," ungkap Supadi (55) petani warga Desa Blimbing, Kecamatan Karangnongko kepada detikJateng di sawahnya, Rabu (3/8/2022).

Dijelaskan Supadi, serangan uret itu baru tahun ini terjadi di desanya. Binatang seukuran jempol tangan itu menyerang ketela maupun pohonnya.

"Ketela pohon (singkong) kalau diserang buahnya jadi berlubang dan busuk. Kalau menyerang pohon, kulit pohon dimakan sehingga tanaman mati," paparnya.

Menurutnya, petani sudah mencoba menggunakan obat tetapi tidak mempan. Bantuan obat dari pemerintah juga tidak membuat uret hilang.

"Pakai obat sudah tapi tidak mempan. Lahan saya satu patok sebagian tidak panen, gagal diserang uret," imbuh Supadi sambil menunjuk lahan sisi timur yang gundul.

Petani, kata Supadi, sudah pasrah karena upaya sudah dilakukan. Sebelum diserang uret, lahannya bisa menghasilkan Rp 30 juta tapi saat ini tidak sampai Rp 10 juta.

"Dulu sekali panen bisa sampai Rp 30 juta, saat ini mungkin paling dapat Rp 3 juta. Tidak tahu nanti gimana, " ujarnya.

Petani Dusun Balong, Desa Beteng, Kecamatan Jatinom, Ponimin (60) mengatakan di desanya uret sudah dua tahun menyerang. Bahkan di dusunnya sekitar 5 patok tidak panen.

"Di desa saya sudah dua tahun ini uret meresahkan. Tidak hanya ketela pohon, semua tanaman diserang, termasuk durian, jeruk, jagung, bahkan pohon pisang," ucap Ponimin.

Dikatakan Ponimin, ukuran uret itu sampai satu jempol tangan orang dewasa. Petani sudah mengatasi dengan obat dan berbagai cara tapi tidak berhasil.

"Tidak kalap semua. Bahkan tujuh kali tanam ulang tidak berhasil juga, yang diserang pohon pangkal dan akar," terang Ponimin.

Selengkapnya di halaman berikutnya..




(aku/rih)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork