Sebanyak 54 pekerja migran warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban penipuan kerja dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) perusahaan investasi palsu di Sihanoukville, Kamboja. Di antara para korban tersebut, salah satunya diketahui berasal dari Jawa Tengah.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya terus melakukan komunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja. Ia juga memerintahkan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jateng untuk terus memantau perkembangan kasus ini, khususnya bagi WNI yang berasal dari Jateng.
"Hari ini saya komunikasi sampe tadi malem komunikasi terus. Saya minta agar KBRI turun, Kemlu turun terus Disnaker kita mendampingi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, 54 WNI yang menjadi korban penipuan kerja tersebut juga mengalami tindakan kekerasan selama ditahan. Guna mencegah situasi memburuk, Ganjar mendorong pihak KBRI di Kamboja untuk terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat.
Lebih lanjut, Ganjar ingin kepolisian setempat dapat menjamin keselamatan seluruh WNI yang ditahan sehingga keluarga yang ditinggalkan tidak merasa cemas. Ia pun mendesak tindakan penyelamatan para WNI dapat dilakukan secepat mungkin.
"Saya minta hari ini juga dinas tenaga kerja komunikasi dengan Kemlu bagian Perlindungan Tenaga Kerja untuk segera ngambil tindakan sekarang," tegas Ganjar.
Ganjar menambahkan bila jaminan keselamatan tidak kunjung didapatkan, maka ia akan menghubungi pihak KBRI secara langsung.
"Saya minta untuk di-rescue. Jadi kalo tidak, saya nanti yang akan telepon," pungkasnya.
Sebagai informasi, baru-baru ini 54 WNI menjadi korban penipuan penempatan kerja dan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang diselenggarakan perusahaan investasi palsu di Sihanoukville, Kamboja.
Pihak KBRI di Kamboja mengaku telah berkoordinasi dengan kepolisian setempat untuk memohon bantuan pembebasan. Pihak KBRI juga terus berkomunikasi dengan para WNI yang ditahan.
(prf/ega)