Pesawat tempur T-50i Golden Eagle TT-5009 milik TNI AU jatuh di kawasan hutan jati Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (18/7) malam. Sebelumnya pesawat hilang kontak ketika latihan terbang malam dari Lanud Iswahjudi Madiun, Jawa Timur, pukul 19.25 WIB.
Sebelum hilang kontak, pesawat ini sempat latihan terbang malam selama 1 jam bersama 3 skuadron Lanud Iswahjudi.
Dalam peristiwa tersebut pilot pesawat tempur T-50i Golden Eagle, Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi gugur. Jenazah Kapten Pnb (Anumerta) Allan Safitra Indra Wahyudi sudah dimakamkan secara militer di Pemakaman TNI AU, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/7) sore. Sementara itu proses evakuasi bangkai pesawat masih berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini fakta-fakta lokasi dan proses evakuasi puing-puing pesawat T-50i Golden Eagle yang jatuh di hutan jati Blora:
Di Tengah Hutan Jati
Lokasi jatuhnya pesawat T-50i Golden Eagle di Blora berada di kawasan hutan jati yang sulit diakses. Dari desa terdekat perjalanan harus melewati 11 bukit untuk sampai ke lokasi.
Lokasinya berada di hutan jati di area Kawasan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu. Berjarak sekitar 4 kilometer dari permukiman warga terdekat di Desa Nginggil, Kradenan, Blora. Tepatnya, lokasi kejadian adalah arah barat Desa Nginggil.
Dari pantauan detikJateng, untuk menuju ke lokasi hanya ada jalan setapak dengan tatanan batu yang tidak memadai dan licin jika terkena air atau embun. Tidak semua motor bisa melewati jalan tersebut. Dari Desa Nginggil, untuk sampai lokasi harus melintasi 11 bukit melewati jalan setapak yang membelah area hutan itu.
Serpihan Radius 500 m
Warga bahkan menemukan serpihan-serpihan pesawat hingga berjarak 500 meter dari lokasi jatuh. Lokasi tepat jatuhnya pesawat dipagari petugas dengan garis pengaman. Warga hanya diperbolehkan untuk melihat dari zona 2 yang berjarak cukup jauh.
Namun demikian, dari pantauan detikJateng di lokasi, warga menemukan sejumlah serpihan-serpihan kecil pesawat yang hancur. Penemuan serpihan itu berjarak 400 hingga 500 meter dari lokasi tepat jatuhnya pesawat.
Bagian Penting Pesawat Ditemukan
Operasi hari pertama pencarian puing-puing pesawat tempur T-50i Golden Eagle yang jatuh di Nginggil, Kradenan, Blora, telah membuahkan hasil. Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati, mengatakan sejumlah perangkat vital dari puing pesawat nahas tersebut telah ditemukan.
"Penyusuran diperlebar dan dibantu warga Desa Nginggil dengan hasil penemuan puing pesawat dan mesin pesawat," jelas Tri Yuli Setyowati, di lokasi kejadian, Selasa (19/7).
Tri Yuli juga menyebut dua perangkat penting bagian dari pesawat tempur tersebut juga telah ditemukan. Belum terkonfirmasi secara teknis mengenai nama dan fungsi alat tersebut. Namun kuat diduga adalah kotak FDR (flight data recorder) atau kemungkinan lain adalah transponder dari pesawat.
"Ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung dibawa ke Madiun," ucap Tri Yuli.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Libatkan Hampir 200 Personel
Tri Yuli menyebut ada 180 personel gabungan yang menyisir dan mengevakuasi puing pesawat.
"Semalam ada 120 personel mencari dan untuk siang ini ada 180 personel. Jadi jika hari ini selesai, maka proses pencarian dan evakuasi puing pesawat akan selesai hari ini," kata Tri kepada wartawan, Selasa (19/7).
Tri menyebut cakupan pencarian juga diperluas. Tak hanya itu, helikopter juga dikerahkan ke lokasi kejadian. Aparat juga mengoperasionalkan drone untuk menyisir hingga radius 1 km.
Puing Besar Menancap
Bagian besar puing pesawat T-50i Golden Eagle masih menancap di lokasi jatuhnya pesawat di Desa Nginggil.
"Setelah saya ngecek di lapangan tadi alhamdulillah dari disampaikan oleh yang berwenang kalau bisa hari ini diselesaikan. Terkait yang puing tadi, yang tancepan sampai di bawah petilasan tadi, masih ada sayap dan mesin. Itu menunggu personel tambahan yang datang," jelas Tri Yuli kepada detikJateng, Selasa (19/7).
Pantauan di lokasi, hingga pukul 16.40 WIB, personel gabungan masih bekerja.
Dibantu Warga Setempat
Tim gabungan pencairan memberdayakan warga setempat untuk menunjukkan medan hutan yang lebat serta membukakan akses jalan.
"Terima kasih atas partisipasi warga Desa Nginggil yang ikut membantu baik itu membantu mempermudah evakuasi dan membuka akses jalan. Karena medan hutan cukup sulit dan banyak ranting pohon," ucap Tri Yuli.
Simak Video "Video: Heboh Pernikahan Anak di Lombok Berujung Ortu Pengantin Dipolisikan"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/sip)