Pemdes Siapkan Posko Pengungsian Korban Banjir Bandang di Margoyoso Pati

Pemdes Siapkan Posko Pengungsian Korban Banjir Bandang di Margoyoso Pati

Dian Utoro Aji - detikJateng
Kamis, 14 Jul 2022 18:08 WIB
Posko pengungsian yang disiapkan di Balai Desa Bulumanis Kidul, Kecamatan Margoyoso, Kamis (14/7/2022).
Posko pengungsian yang disiapkan di Balai Desa Bulumanis Kidul, Kecamatan Margoyoso, Kamis (14/7/2022). (Foto: Dian Utoro Aji/detikcom)
Pati -

Pemerintah Desa (Pemdes) Bulumanis Kidul Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah menyediakan posko bagi korban banjir bandang. Hal ini dilakukan mengingat kondisi tanggul Sungai Suatu yang jebol belum ditambal.

Pantauan di lokasi tanggul Sungai Suatu yang jebol masih belum ditambal, Kamis (14/72022) sore ini. Meski begitu sejumlah alat berat sudah berada di lokasi untuk melakukan evakuasi.

Alat berat sementara membuat akses jalan di Bulumanis Kidul yang sempat tertutup lumpur. Alat berat pun terlihat sedang mengevakuasi mobil yang tertutup sampah yang terbawa banjir bandang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan alat berat lainnya sedang membersihkan sampah di jembatan Desa Sekar Jalak. Arus lalu lintas pun ditutup sementara karena ada pembersihan sampah.

Kepala Desa Bulumanis Kidul Susanto mengatakan menyediakan posko pengungsian di Balai Desa Bulumanis Kidul. Posko tersebut bisa menampung hingga 100 jiwa.

ADVERTISEMENT

Posko ini untuk antisipasi jika terjadi banjir lagi. Sebab tanggul yang jebol belum ditutup dan cuaca belum menentu.

"Kami sediakan di balai desa untuk nanti malam, karena wilayah jebol masih cukup rawan belum bisa ditutup dan kondisi cuaca hari ini juga masih belum menentu, sehingga kita taruh di balai desa," ujar Susanto ditemui di lokasi, Kamis (14/7/2022).

"Besok kita buka dapur umum juga di balai desa," imbuh Susanto.

Menurutnya warganya ada 75 jiwa dengan 13 KK yang terdampak banjir bandang. Mereka adalah pemilik rumah yang rusak berat akibat diterjang banjir bandang.

"Yang terdampak ada 75 jiwa ada 13 KK itu, ada lansia, balita," ungkapnya.

Susanto berharap agar ada normalisasi sungai setempat. Sebab kondisi sungai di desanya sudah dangkal.

"Sudah puluhan tahun baru kali ini (banjir bandang). Saya lahir di sini cukup lama kejadian seperti ini. Solusi adalah normalisasi aliran sungai. Kita terkendala dengan bibir sungai rumah penduduk, kita datangkan alat berat tidak bisa tidak ada tempat," ucap Susanto.

"Biasanya kita bikin talut di pinggir. Ada dana desa, PU sekadar titik 30 meter, padahal panjangnya sungai ada lima kilometer," pungkas dia.




(apl/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads