.webp)
Puluhan hewan kurban di Wonogiri dilaporkan terinfeksi cacing hati, Minggu (10/7/2022). Selain itu, seekor sapi kurban dinyatakan terjangkit Penyakit Kuku dan Mulut (PMK). Dan, seekor sapi lainnya mati mendadak sebelum disembelih.
"Pada hari raya Idul Adha ini kami melakukan pemantauan hewan kurban, baik sapi maupun kambing. Tim kami memantau ribuan hewan kurban di Wonogiri," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri, Sutardi, kepada detikJateng, Minggu (10/7).
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan sejak pagi hingga pukul 16.00 WIB, kata Sutardi, tim Dislakpernak telah memeriksa 980 ekor sapi jantan, 27 ekor sapi betina, dan 2.630 ekor kambing serta domba jantan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya, ditemukan 25 kasus cacing hati, satu hewan kurban terjangkit PMK, dan satu hewan mati mendadak.
"Hewan kurban yang mati mendadak ini sapi. Kami belum dapat memastikan penyebabnya apa, sampel kami kirim ke laboratorium. Itu data sementara yang bisa kami laporkan," kata Sutardi.
Terpisah, Kasi Binmas Islam Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri, Mursidi mengatakan antusiasme masyarakat untuk berkurban masih tinggi meski ada PMK. Hingga Minggu petang, petugas Kemenag masih mendata jumlah hewan kurban di seluruh Wonogiri.
"Pantauan kami banyak hewan kurban dari lokal Wonogiri, tidak dari luar. Terkait PMK, sebelumnya kami sudah memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Misalnya agar tidak membuang atau mencuci jeroan di sungai," kata Mursidi.
Tingginya antusiasme berkurban di Wonogiri di tengah wabah PMK terlihat di DPD LDII Wonogiri. Ketua DPD LDII Wonogiri, Sutoyo, mengatakan tahun lalu ada 322 ekor sapi dan 314 kambing kurban dari LDII Wonogiri.
"Tahun ini meningkat, ada 360 ekor sapi dan 400 ekor kambing yang disembelih di seluruh wilayah Wonogiri. Nilainya lebih dari Rp 9 miliar," kata Sutoyo.
(dil/dil)
