Idul Adha di Arab Saudi Lebih Cepat Sehari dari Indonesia, Kenapa?

Idul Adha di Arab Saudi Lebih Cepat Sehari dari Indonesia, Kenapa?

Tim detikSumut - detikJateng
Jumat, 08 Jul 2022 16:02 WIB
Petugas mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat pelaksanaan Rukyatul Hilal di Pantai Jerman, Kuta, Badung, Bali, Rabu (29/6/2022). Pengamatan posisi bulan yang dilakukan untuk menentukan awal bulan Zulhijah dan Idul Adha 1443 H/2022 M di pantai tersebut tidak berhasil melihat hilal karena kondisi cuaca berawan serta ketinggian hilal yang masih terlalu rendah. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj.
Petugas mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat pelaksanaan Rukyatul Hilal di Pantai Jerman, Kuta, Badung, Bali, Rabu (29/6/2022). Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF
Solo -

Idul Adha 2022 di Indonesia ditetapkan pada Minggu (10/7/2022). Sedangkan Idul Adha di Arab Saudi ternyata maju sehari atau lebih dulu dari Idul Adha di Indonesia, yaitu pada Sabtu (9/7). Kenapa Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi berbeda?

1. Hilal Tak Tampak di Indonesia pada 29 Zulkaidah

Dikutip dari detikSumut, Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh Alfirdaus Putra mengatakan penentuan tanggal 9 atau 10 Zulhijah oleh Kementerian Agama dilakukan dengan rukyatulhilal awal Zulhijah pada tanggal 29 Zulkaidah (bulan ke-11 dalam kalender Hijriah).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu tidak ada satupun perukyat di Indonesia yang melihat hilal, sehingga bulan Zulkaidah disempurnakan 30 hari. Sedangkan di Arab Saudi, hilal terlihat pada waktu Magrib ketika rukyat dilakukan. Sehingga Zulkaidah di Arab Saudi tak perlu disempurnakan alias tetap 29 hari.

Dengan demikian, tanggal 1 Zulhijah (bulan ke-12 dalam kalender Hijriah) di Arab Saudi lebih cepat sehari dari Indonesia.

ADVERTISEMENT

2. Kenapa Hilal Lebih Cepat Tampak di Arab Saudi?

Wajar jika kemudian muncul pertanyaan, kenapa hilal terlihat di Arab Saudi pada 29 Zulkaidah? Padahal waktu di Arab Saudi empat jam lebih lambat dari Indonesia. Alias, siang di Indonesia lebih dulu dari siang di Arab Saudi. Berikut jawaban Alfirdaus Putra.

"Menjadi catatan penting bahwa pergantian hari dalam Islam adalah waktu Magrib, bukan terbit matahari. Dan, pergantian bulan Hijriah adalah dengan hilal, bukan dengan posisi matahari," kata Alfirdaus dalam keterangannya, Selasa (5/7), dikutip dari detikSumut.

3. Hijriah di Indonesia dan Arab Bisa Tak Sama

Oleh sebab itu, penanggalan Hijriah di Indonesia dan di Arab Saudi bisa saja tidak sama dalam kasus kali ini. Sebab, ketika pergantian hari terjadi pada bakda Magrib, tidak ada laporan hilal terlihat di Indonesia atau Aceh.

"Ketinggian hilal 1 sampai 3 derajat dengan elongasi maksimal 4 derajat di seluruh Indonesia menyebabkan hilal belum terlihat dan belum imkan rukyat. Dan, di Saudi hilal sudah pada posisi sekitar 5 derajat dengan elongasi di atas 6 derajat dan sudah memungkinkan untuk di rukyat," ujar Alfirdaus.

Untuk diketahui, imkan rukyat adalah teori yang mensyaratkan parameter tertentu agar bisa dianggap hilal memungkinkan untuk dilihat atau diamati setelah matahari terbenam. Adapun elongasi adalah sudut antara dua benda langit terhadap satu titik acuan tertentu, misalnya sudut antara bulan dan matahari dilihat dari bumi.

4. Saling Menghargai, Tak Perlu Debat

Alfirdaus Putra menjelaskan, Idul Adha di negara-negara yang berdekatan dengan Indonesia juga jatuh pada Minggu 10 Juli. Di antaranya adalah Malaysia dan Brunei Darussalam.

"Banyak wilayah yang di sebelah barat Saudi ber-adha di tanggal 9 Juli seperti Mesir, Sudan, Maroko, dan lainnya," jelas Firdaus.

Alfirdaus pun mengimbau masyarakat untuk menghargai perbedaan soal itu dan tidak perlu memperdebatkannya. Dia juga mengajak masyarakat berpuasa sunnah Arafah pada 9 Zulhijah.

"Jika ada yang berijtihad Idul Adha harus sama dengan Saudi, baik alasan wukuf di Arafah atau karena hilal di tanggal 29 Zulqa'dah (Zulkaidah) sudah 'wujud' di atas ufuk dengan ketinggian sekitar 1-3 derajat, maka ini adalah ranah khilafiyah yang tidak perlu diperdebatkan," kata Alfirdaus.

"Mari tingkatkan toleransi untuk saling menghargai. Insyaallah kita semua akan ber-Idul Adha sama di tanggal 10 Zulhijah 1443 H walau harinya berbeda," pungkas Alfirdaus.




(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads