Politikus senior PDIP, FX Hadi Rudyatmo, mengenang Tjahjo Kumolo sebagai sosok mumpuni dan konsisten memegang teguh amanah partai yang diserahkan kepadanya. Rudy bertemu terakhir kali saat Tjahjo berkunjung di rumahnya. Saat itu Rudy mencium tangan Tjahjo dengan alasan khusus.
Tanggal 23 Mei lalu MenPAN-RB ada acara di Solo. Di sela-sela acara itulah dia menyempatkan diri berkunjung ke kediaman Rudy di Pucangsawit, Solo. Pada kesempatan tersebut, Tjahjo membicarakan banyak hal dari masalah pribadi, kepartaian, hingga urusan kesamaan visi keduanya dalam memperjuangkan kaum bawah.
"Yang membuat saya sangat respek adalah kesungguhan beliau mati-matian memperjuangkan TKPK (tenaga kontrak dengan perjanjian kerja). Beliau sangat perhatian sehingga saya mencium tangan beliau saat berpamitan. Seumur-umur baru sekali itu saya cium tangan beliau dan ternyata itu salaman kami yang terakhir," ujar Rudi kepada detikJateng, Jumat (1/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tjahjo Ahli Lobi Andal
Rudy menyebut almarhum Tjahjo Kumolo sebagai ahli lobi andal yang dimiliki PDIP. Dalam penilaian Rudy, keandalan lobi Tjahjo nyaris menyamai almarhum Taufiq Kiemas. Kedua tokoh tersebut tercatat banyak mewarnai perjalanan PDIP dalam lobi-lobi politik.
"PDI Perjuangan kehilangan ahli lobi andal sepeninggal Mas Tjahjo. Setelah ditinggal Pak Taufiq (Kiemas) kini ditinggal Mas Tjahjo maka PDIP harus segera menemukan lagi ahli lobi dan strategi politik untuk mengawal perjalanan partai ke depan," lanjutnya.
Sosok Loyal Pimpinan
Rudy juga menilai Tjahjo sebagai sosok yang memiliki loyalitas luar biasa kepada pimpinan. Karena itu, tak heran meskipun Tjahjo merupakan kader yang bergabung di PDIP tidak sejak awal, akhirnya bisa mendapat kepercayaan pada posisi sangat penting yakni pernah menjabat Sekjen PDIP.
"Dedikasi dan loyalitasnya kepada ketua umum luar biasa. Jadi ya meskipun beliau bergabung di partai lebih belakangan di banding kader-kader senior lainnya, Ibu Ketua Umum mempercayainya sebagai sekjen partai. Bahkan kemudian ditugaskan sebagai Mendagri dan kini MenPAN-RB hingga wafatnya," papar Rudy.
Rudy menambahkan, dia selalu mengingat sosok Tjahjo sebagai orang sederhana. Rudy mengatakan hubungannya sangat dekat dengan Tjahjo.
"Kami sangat dekat. Beliau itu kalau di Solo nggak boleh saya temui di hotel. Beliau yang datang ke rumah saya. Terakhir ke rumah saya 23 Mei kemarin," ujar mantan Wali Kota Solo itu.
"Kalau di rumah saya sukanya ngopi, nyumet (menyalakan) cerutu, baru cerita-cerita. Ngobrol kangen-kangenan, soal organisasi, pemerintahan," imbuhnya.
Sesama kader PDIP, Rudy menyebut Tjahjo sebagai salah satu kader kepercayaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Terkait kondisi Tjahjo yang sakit, Rudy mengaku tidak mengetahuinya. Tjahjo tidak pernah mengeluh sakit di hadapan Rudy.
"Saya nggak tahu kalau beliau punya penyakit. Kalau ke sini makan apa aja mau, sate, tengkleng, nggak pernah mengeluh. Kemarin sakit itu saya dikabari teman di Kementerian PAN-RB, kondisinya saat itu baik, tapi tadi dikabari meninggal dunia," pungkasnya.
(mbr/aku)