Para orang tua calon siswa dan panitia PPDB SMA di Klaten mengeluh. Pasalnya, banyak nilai rapor calon siswa yang keliru sehingga harus dilakukan pembetulan.
"Ada pembatalan karena beberapa SMP salah nilai. Nilai dari SMP yang salah, bukan kesalahan anak," ungkap panitia PPDB SMAN 1 Klaten, Titik Nur Aini kepada wartawan di lokasi, Selasa (21/6/2022).
Titik menjelaskan, pihak SMP salah memasukkan nilai rapor dari semester 1-5 yang digunakan PPDB. Ada yang semester 1 dimasukkan semester 2 dan ada yang keliru lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang semester 1 dimasukkan semester 2, ada yang keliru lainnya. Kesalahan nilai banyak tadi yang terdeteksi dari berbagai SMP," ujarnya.
Menurut Titik, kekeliruan itu diketahui setelah siswa selesai meng-upload nilai rapor. Setelah selesai ternyata ada pembetulan dari SMP.
"Anak selesai memasukkan nilai tapi kemudian sekolah memanggil siswa menyatakan nilainya salah dan ada pembaharuan. Jadi kita kemarin sudah selesai harus kerja ulang," paparnya.
Jumlah yang keliru nilai, sebut Titik, hampir seratusan anak. Namun hari ini semua kesalahan nilai diupayakan sudah selesai.
"Sudah teratasi dan sudah ditolak sistem sehingga sudah selesai. Kita sesuai juknis aktivasi akun sampai tanggal 28 Juni dan pendaftaran tanggal 29 Juni," imbuhnya.
Terpisah, Ketua PPDB SMAN 3 Klaten, Kusnadi Pujianto menyatakan hal serupa. Kekeliruan nilai cukup banyak dari berbagai SMP.
"Sama, disini banyak tapi yang salah kan SMP. Anak membawa pembetulan nilai, bisa kita bantu disini dan yang keliru itu nilai rapor," jelas Kusnadi kepada detikJateng.
Dengan sistem aplikasi PPDB, terang Kusnadi, kekeliruan kecil pun akan diketahui. Tidak hanya nilai tapi nomor induk siswa.
"Nilai kan di-upload, apa pun terjadi kesalahan bisa diketahui. Termasuk KK yang genap satu tahun akan ada notifikasi warna merah, ini kami harus hati-hati," ujarnya.
Sementara itu, orang tua calon siswa PPDB SMAN 1 Klaten, Wawan menyatakan kekeliruan terjadi pada nilai rapor anak semester 1-5. Karena kekeliruan itu siswa harus mengurus ke SMP.
"Karena kekeliruan itu siswa harus kembali ke SMP dan kembali lagi ke sini (SMA) untuk verifikasi. Nilai yang diserahkan ke siswa itu salah, jadi ya merepotkan," ucap Wawan.
Pantauan detikJateng di SMAN 1 dan 3 Klaten, calon siswa mulai berdatangan untuk verifikasi dan aktivasi akun. Mereka menyerahkan berkas ke operator, kondisi serupa juga terjadi di SMKN 3 Klaten.
(rih/rih)