2.000 Hektare Tambak di Pati Terendam Rob, Petani Rugi 28 M

2.000 Hektare Tambak di Pati Terendam Rob, Petani Rugi 28 M

Dian Utoro Aji - detikJateng
Jumat, 27 Mei 2022 16:03 WIB
Bupati Pati Haryanto, Selasa (19/4/2022).
Bupati Pati Haryanto. Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Pati -

Ribuan hektare tambak di Kabupaten Pati terkena banjir rob. Akibatnya petani tambak mengalami kerugian hingga puluhan miliar rupiah.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pati, Edy Martanto menjelaskan ada sekitar 2.000 hektare tambak terkena banjir rob. Petani tambak pun mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai Rp 28 miliar.

"Kita sudah keliling melihat kondisi secara langsung dampak air pasang yang merupakan fenomena alam. Dampaknya lumayan, luasan 2.000 hektare itu tambak bandeng," jelas Edy kepada wartawan di Pati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edy mengaku sudah melakukan penghitungan perkiraan kerugian yang diderita para petani tambak. Hasilnya, para petani mengalami kerugian akibat luapan rob yang menggenangi tambak.

"Tadi saya hitung dari teman-teman laporan sementara sampai Rp 28 miliar lebih dari sekitar luas lahan 2.000 hektare, yang terkena itu dari Puncel sampai dengan Pecangaan," kata dia.

ADVERTISEMENT

Senada, Bupati Pati Haryanto juga mengatakan bahwa petani tambak mengalami kerugian yang cukup besar akibat bencana itu. Saat ini kerugian tengah didata.

"Sampai sekarang baru data. Rata-rata bibit sama ikan yang dipelihara. Puluhan miliar (ruginya)," jelas Haryanto kepada wartawan ditemui di ruang Joyo Kusumo Setda Pati, Jumat (27/5/2022).

Tidak hanya itu, lanjut Haryanto, tanggul di Desa Banyutowo Kecamatan Dukuhseti juga ambrol terkena banjir rob yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Menurutnya tanggul tersebut sudah diperbaiki secara swadaya oleh masyarakat.

Menurutnya kondisi banjir rob di Pati berangsur melandai. Pihaknya pun sudah melaporkan dampak akibat banjir rob kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan ke pemerintah pusat.

"Kondisi saat ini sudah landai. Kita laporkan pemerintah pusat, Kementerian Perikanan dan Pak Gubernur (Jateng), karena bencana setiap tahun bencana kebanjiran rata-rata mendapatkan bantuan tidak setimpal dengan kerugian yang ada," jelas Haryanto.




(ahr/mbr)


Hide Ads