Ketua PP Muhammadiyah Sebut Sikap Singapura Tolak UAS Aneh: Dia Bukan Teroris

Ketua PP Muhammadiyah Sebut Sikap Singapura Tolak UAS Aneh: Dia Bukan Teroris

Eko Susanto - detikJateng
Senin, 23 Mei 2022 17:54 WIB
Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad di Magelang, Senin (23/5/2022).
Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad di Magelang, Senin (23/5/2022). (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Magelang -

Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad menilai aneh sikap Pemerintah Singapura menolak Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk ke negaranya. Menurut Dadang, UAS merupakan sebagai sosok yang moderat, dan bukan teroris.

"Singapura memang begitu, cuma kalau sehebat tokoh beliau itu (UAS) masak ditolak, itu aneh," katanya kepada wartawan di sela-sela seminar pra-muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah ke-48 di Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma), Senin (23/5/2022).

Menurut Dadang, UAS orang yang moderat. Kemudian, apa yang disampaikan oleh UAS adalah sebatas pembinaan internal umat Islam.

"Setingkat UAS, orang yang menurut saya moderat UAS itu. Kalau kata-katanya dia sebatas pembinaan internal umat islam. Kalau memang ditolak seperti itu juga tidak baik," ujarnya.

"Dia bukan teroris. Apalagi ke Singapura bukan untuk ceramah. (Keperluan) Dia untuk mungkin rileks setelah sekian hari bergelut dengan kesibukan dalam negeri. Saya tidak tahu memang Singapura itu begitu, bukan hanya pada UAS. Saya pun pernah diinterogasi, memang wajar seperti itu. Mereka takut karena negara kecil mungkin takut terjadi apa-apa," urai Dadang.

Penolakan UAS memicu wacana boikot. Menurut Dadang, hal ini tidak perlu dilakukan.

"Nggak usah menurut saya. Nggak usah, boikot apanya. Mungkin beliau, kalau menurut saya biasa-biasa saja, cuma protes saja kenapa. Tokoh sehebat beliau, massanya juga banyak juga beliau, orang moderat tidak sebagai teroris kenapa harus takut," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Singapura buka suara soal alasan menolak Ustaz Abdul Somad. Kemendagri Singapura mengungkap pandangannya soal sosok UAS.

Pernyataan Kemendagri Singapura itu dirilis melalui situs resminya. Singapura awalnya menjelaskan soal kedatangan UAS di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei.

"Kementerian Dalam Negeri (MHA) memastikan bahwa Ustadz Abdul Somad Batubara (Somad) tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei 2022 dari Batam dengan enam pendamping perjalanan. Somad diwawancarai, setelah itu kelompok tersebut ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan di feri kembali ke Batam pada hari yang sama," demikian pernyataan Kemendagri Singapura, Selasa (17/5).

Kemendagri Singapura kemudian menjelaskan alasan menolak UAS. Khotbah UAS soal bom bunuh diri dalam konteks konflik Israel-Palestina diungkit.

"Somad dikenal sebagai penceramah ekstremis dan mengajarkan segregasi, yang tidak dapat diterima dalam masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi 'syahid'," tulis Kemendagri Singapura.




(aku/sip)


Hide Ads