Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, memastikan pihaknya akan mendistribusikan vaksin penyakit mulut dan kuku pada ternak mulai pekan depan. Dia optimistis wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) ini cepat tertangani.
"Intinya menghadapi ini (wabah PMK) tidak boleh diam, cepat bereaksi dan reaksinya lapangan, bukan statement di mana-mana. Kita turun tangani, suntikkan vitamin, suntikkan antibiotik yang ada. Minggu depan kita sudah keluar dengan vaksin yang ada," ujar Syahrul Yasin Limpo, saat mengecek sapi warga yang terkena PMK di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jumat (13/5/2022).
Yasin Limpo mengatakan vaksin ternak untuk menanggulangi virus PMK tersebut saat ini masih dalam proses produksi. Untuk jumlah vaksin yang akan diproduksi bakal disesuaikan dengan kemampuan keuangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita lagi buat vaksinnya. Tentu sesuai kemampuan yang ada akan diturunkan. Sekarang dalam proses. Kalau masih butuhkan waktu, kita akan pakai vaksin dari luar tapi terbatas," kata Yasin.
Yasin menuturkan wilayah yang mendapat prioritas vaksin yakni Jawa Timur dan Aceh. Sementara itu, untuk Jawa Tengah masih dalam penjajakan.
"(Wilayah prioritas) Sebenarnya yang sudah kita tetapkan Jawa Timur dan Aceh. Jawa Tengah kita jajaki seperti ini kelihatannya sudah ada pendekatan, tidak perlu di justifikasi yang tidak perlu. Nanti akan berbahaya pada tata niaga dan manuver-manuver tertentu yang kita tidak berharap. Kita semua turun tangan untuk membantu, bukan ikut mengkondisikan yang lebih parah," jelas dia.
Dalam kunjungannya ke Boyolali, Yasin juga menggelar rapat melalui daring dengan 4 daerah di Jawa Tengah yang ditemukan kasus PMK. Keempat daerah itu yakni Boyolali, Klaten, Rembang, dan Banjarnegara.
Dalam kesempatan tersebut, Yasin juga memberikan bantuan obat-obatan untuk penanganan wabah PMK. Bantuan itu secara simbolis diterima oleh Bupati Boyolali, M. Said Hidayat.
Dia berharap agar tidak terjadi kepanikan yang berlebihan terkait dengan adanya wabah PMK ini. Apalagi terjadi panic selling yang menjatuhkan harga ternak.
"Oleh karena itu jangan ada yang berlebihan juga. Apalagi terjadi panic selling, karena dirayu-rayu untuk menjual ternaknya dan lain-lain, saya pikir ini berlebihan dan tentu saja kita berharap para bupati, camat, kepala desa semua turun tangan ikut mengkondisikan yang ada. Bahwa ada PMK, iya. Tapi kita sudah turun nih, dan ternyata setelah kita turun, kamu lihat sendiri. Terkontaminasi 15 sekarang 15 pulih semua, termasuk pembawa suspek," pungkasnya.
(ams/sip)