Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengadakan sidak dan pemeriksaan hewan di Kecamatan Bumiayu, hari ini. Petugas menemukan 6 ekor sapi terindikasi alias suspek penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes, drh Ismu Subroto mengatakan pasar hewan di Brebes merupakan daerah rawan penularan PMK menyusul ditutupnya pasar pasar hewan di Jatim dan Jabar. Sehingga para pedagang hewan dari Jabar dan Jatim otomatis akan masuk ke pasar-pasar di Brebes.
"Saat ini pasar hewan di Jabar dan Jatim ditutup. Jadi bisa dipastikan akan masuk ke pasar-pasar Brebes. Kita tidak mau terjadi penyebaran PMK, makanya secara rutin kami mengadakan pemeriksaan di pasar-pasar hewan," kata Ismu Subroto saat ditemui, Jumat (13/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ismu menerangkan saat sidak di Pasar Hewan Bumiayu, pihaknya memeriksa 300 ekor sapi, 36 kerbau dan 600 kambing/domba. Hasilnya, pihaknya menemukan suspek penyakit mulut dan kuku pada 6 sapi asal Madura yang dibawa pedagang asal Banjarnegara.
"Kami temukan 6 ekor sapi yang terindikasi kuat terjangkit PMK. Karena saat kami periksa, mulut sapi berliur, terus ada luka di rongga mulut dan kuku terluka. Terutama di batas antara kuku dan kulit hewan," ungkapnya.
Pihaknya pun memerintahkan agar keenam sapi itu dibawa pulang ke daerah asalnya.
"Salah seorang pedagang dari Banjarnegara bawa belasan ekor sapi asal Madura. Setelah diperiksa ternyata ada 6 yang diindikasikan PMK. Maka dari itu langsung saya perintahkan untuk dibawa pulang," beber Ismu.
Ismu berharap dinas terkait di Banjarnegara melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap keenam sapi itu. Sehingga diharapkan bisa mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku di Banjarnegara.
"Untuk memastikan PMK atau bukan memang harus melalui pemeriksaan lab. Tapi kami di sini menyimpulkan enam sapi itu terindikasi kuat kena PMK berdasarkan hasil pemeriksaan fisik," ucap dia.
Meski tidak menular ke manusia, penyakit mulut dan kuku (PMK) ini cukup berbahaya karena penyebarannya sangat cepat dan mematikan bagi sapi yang terjangkit. Ismu pun meminta agar peternak menjalankan program Sanak Sekandang (sehat ternak sehat kandang) untuk mengantisipasi penyebaran penyakit ini.
(ams/rih)