Bikin Heboh Bangun Jalan Miliaran Rupiah, Crazy Rich Grobogan Mau Nyapres?

Bikin Heboh Bangun Jalan Miliaran Rupiah, Crazy Rich Grobogan Mau Nyapres?

Bayu Ardi Isnanto - detikJateng
Minggu, 08 Mei 2022 22:39 WIB
Crazy rich Grobogan, Joko Suranto, Minggu (8/5/2022).
Crazy rich Grobogan, Joko Suranto, Minggu (8/5/2022). (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng)
Solo -

Crazy rich asal Kabupaten Grobogan, Joko Suranto membuat heboh setelah membangun jalan di kampung halamannya menggunakan uang pribadi. Adakah keinginannya untuk ikut Pilkada maupun Pilpres 2024?

Ditemui di Solo, Joko menegaskan tidak pernah memiliki tujuan untuk menjadi pejabat publik. Namun dirinya juga tidak menutup kemungkinan untuk terjun di dunia politik.

"Enggak ada niat ke sana (terjun di dunia politik). Nawaitu saya hanya ingin menjadi orang yang bisa berguna bagi orang lain, kemudian bisa memberi manfaat kepada sesama," kata Joko kepada wartawan di Solo, Minggu (8/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditanya soal kemungkinan dirinya dipinang partai politik untuk mengikuti kontestasi Pemilu, dia tak menjawab lugas. Sambil berkelakar, dia mempersilakan masyarakat memilihnya.

"Nggak ada minang-meminang, saya kan bukan perempuan. Ya kalau saya maju (di pemilu) pilih saja saya. Nggak ada presiden yang bangun jalan pakai uang pribadi," ujarnya lalu tertawa.

ADVERTISEMENT

Tak sekali bangun jalan

Joko kembali menjelaskan aksinya membangun jalan sebetulnya sudah lama dilakukan. Dia pun tidak mengetahui mengapa tindakannya itu menjadi viral di media sosial.

"Sudah bertahun-tahun saya membantu memperbaiki jalan, nggak hanya di Grobogan. Setiap tahun memang saya kirim material ke kampung agar bisa dilewati saat Lebaran. Tapi memang baru kali ini yang dicor beton. Saya nggak tahu kenapa bisa viral, saya nggak kenal wartawan, apalagi sampai disebut crazy rich," ungkapnya.

Pengusaha properti itu pun meminta agar publik tidak selalu mengaitkan tindakan positif seseorang dengan dunia politik. Termasuk aksinya yang kini dikaitkan dengan pencitraan politik, Joko menegaskan tak pernah bertujuan menjadi pejabat.

"Ketika cara berpikir kita sudah dikooptasi bahwa yang baik, yang hebat itu menjadi pejabat, itu harus dikoreksi. Karena siapapun kita itu hebat jika melakukan hal hebat," kata alumnus Universitas Sebelas Maret (UNS) tersebut.

"Jabatan atau apapun bukan tujuan, tetapi alat. Ketika jabatan itu sudah menjadi tujuan, setelah menjabat mau ngapain? Termasuk ketika orang ingin kaya, kalau tujuannya untuk berbagi, nanti setelah kaya tidak akan sakau dan tidak disorientasi," pungkasnya.




(bai/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads