Warga Dusun Karangnongko, Desa Ketandan, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah secara mandiri mengamankan perlintasan sebidang kereta api di desanya. Ada arus mudik Lebaran atau tidak, warga rela iuran untuk membiayai pengamanan.
"Terakhir setelah ada kecelakaan sekitar setahun lalu, ada sepeda motor yang mau menyeberang tidak tahunya ada kereta api dan tertabrak. Sejak itu kita swadaya dengan iuran melalui uang iuran jimpitan (jumputan)," jelas seorang warga yang juga petugas piket perlintasan, Parono (50) ditemui detikJateng di lokasi, Minggu (8/5/2022) siang.
Dijelaskan Parono, kecelakaan sepeda motor tahun lalu itu bukan kali pertama sebab sebelumnya sering ada kejadian serupa. Atas keprihatinan itulah warga bertekad bulat iuran.
"Kita prihatin, akhirnya iuran. Soalnya ini juga satu-satunya akses dan jalan alternatif kampung sini, kalau mau ke kota jika tidak lewat sini memutar jauh, " ucapnya.
Dari uang iuran itu, terang Parono, digunakan untuk memberi honor warga yang sukarela berjaga. Perlintasan itu, lanjutnya, pada hari biasa dijaga dua orang.
"Hari biasa dijaga dua orang, jam 05.00-13.00 WIB dan jam 13.00-21.00 WIB. Kalau selama Ramadan dan Lebaran ditambah satu orang, jadi tiga orang sehingga 24 jam," papar dia.
Warga yang menjaga itu, imbuh Parono, tidak mendapatkan gaji atau honor dari pemerintah. Soal honor selama ini dirasa cukup dan tidak masalah.
"Ya honor cukuplah, itu kan istilahnya untuk uang beli rokok saja. Yang kita jaga juga warga kita sendiri," ucapnya.
Sejak ada penjaga, kata Parono, tidak ada lagi kecelakaan meskipun untuk komunikasi hanya mengandalkan pesawat HT. Padahal dalam satu jam ada 4 hingga 5 kereta api melintas.
"Satu jam bisa 4-5 kereta api karena rel ganda. Sekitar 10 tahun lalu juga ada pemudik satu mobil tertabrak, yang meninggal lima orang seingat saya," tambah Parono.
Parono menuturkan, iuran uang sebesar Rp 500 itu selain untuk memberi honor penjaga juga untuk menyediakan perlengkapan, misalnya membangun pos. PT KAI, lanjutnya, pernah datang mengecek.
"PT KAI pernah ke sini mengecek, aman tidak. Tapi semua dibiayai warga, karena jika tidak lewat sini kita mau kemana-mana jauh, memutar bisa tiga kilometer," pungkas Parono.
Petugas jaga lain, Mujiman (51) mengatakan, jalur lintasan KA saat ini semakin ramai. Selain rel ganda, juga lalu lintas semakin padat.
"Akhir-akhir ini semakin padat kereta lewat. Saat mudik ditambah jadi tiga orang agar aman," jelas Mujiman.
Warga lain, Tomo (53) mengatakan sejak dijaga warga lebih tenang. Sebab sebelumnya, sudah terjadi sekitar sembilan kali kecelakaan di perlintasan itu.
"Seingat saya sudah sekitar sembilan kali kejadian sejak tahun 2004. PT KAI tidak masalah digunakan jalannya asalkan dijaga," ungkap Tomo.
Dari pantauan detikJateng, Dusun Karangnongko sendiri berada persis di selatan jalur rel. Sedangkan di sebelah timur, barat dan selatan dusun adalah sawah.
Sedangkan di utara dusun, ada jalur rel kereta api ganda. Di utara rel tersebut ada beberapa kompleks perumahan dan jalan aspal menghubungkan ke jalan Jogja-Solo.
(aku/aku)