Rindu Ibu Menawar di Pasar Johar

Mudik Jateng 2022

Rindu Ibu Menawar di Pasar Johar

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Sabtu, 30 Apr 2022 09:03 WIB
Pasar Johar Semarang, Sabtu 30 April 2022.
Suasana Pasar Johar Semarang, Sabtu 30 April 2022. (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng)
Semarang -

Kenangan diajak orang tua membeli baju lebaran di pasar Johar pasti banyak dimiliki banyak warga Semarang. Kini pasar yang terbakar tahun 9 Mei 2015 lalu itu sudah bisa kembali dikunjungi dan suasana Lebaran pun terasa.

Para pedagang yang pascakebakaran direlokasi ke dekat Masjid Agung Jawa Tengah kini sudah mulai kembali mengisi lapak mereka. Meski bangunan aslinya masih tetap sama, namun suasananya terasa sudah sangat berbeda.

Tidak ada lagi lapak tambahan di luar pasar, kemudian lorong di dalam pasar juga bersih rapi padahal dulunya ada lapak tambahan tambahan berupa rak-rak baju. Di dekat tangga menuju lantai dua dulunya juga banyak pedagang kecil ikut jualan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski beda suasana, berkunjung ke Pasar Johar setidaknya bisa bernostalgia masa kecil diajak orangtua berdesakan belanja baju Lebaran. Kenangan itu dirasakan Wisnu, warga Semarang yang kini tinggal di Jogja.

"Dulu waktu saya kecil kalau mau Lebaran ke Johar beli baju Lebaran. Desak-desakan. Ingat waktu ibu menawar harga, ada caranya, pertama ditawar harga terendah, belum sepakat naikin dikit harga nawarnya, kalau masih belum cocok ditinggal, eh baru jalan berapa langkah dipanggil lagi sama penjualnya. Memorable banget itu," ujar Wisnu, Jumat (29/4/2022).

ADVERTISEMENT

"Sekarang giliran saya beliin baju buat anak," imbuhnya.

Menurut Wisnu kondisi Pasar Johar saat ini sangat rapi dibanding dulu. Meski demikian lokasi-lokasi pedagangnya sudah berbeda.

"Lebih rapi ya, jadi tidak terlalu desak-desakan kalau ramai," ujarnya.

Sementara itu seorang pedagang baju anak, Rudy (33) mengatakan kios keluarganya hangus saat tragedi kebakaran dan kerugian hampir Rp 1 miliar karena barang baru saja datang saat itu.

"Habis semua toko punya, bapak, kakak, dan saya. Sekarang sudah bisa jualan lagi di sini tapi lapaknya pisah karena sistemnya undian. Sebelum kembali ke sini kita jualan di lokasi relokasi," kata Rudy.

Sebelum masuk bulan Ramadan, lanjut Rudy, belum banyak pedagang yang menempati lapaknya. Namun masuk Ramadan banyak yang berjualan dan pembeli juga makin lama makin ramai mendekati Lebaran.

"Omset meningkat 3 sampai 4 kali dibanding hari pertama. Dan makin dekat Lebaran makin nambah, Alhamdulillah. Harapannya warga mulai datang lagi ke Pasar Johar," tandas Rudy.

Untuk diketahui, Pasar Johar dibangun oleh arsitek ahli bernama Ir Thomas Karsten. Dalam buku karya Sejarawan Kota Semarang, Jongkie Tio berjudul Kota Semarang Dalam Kenangan disebutkan tahun 1920 Pemerintah Belanda membangun los pedagang di sana dan kemudian dibangun Pasar Johar bertingkat dua oleh Karsten dan diresmikan 9 Juni 1939.

Tragedi terjadi 9 Mei 2015 malam. Saat itu bangunan yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya itu luluh lantah dilahap si jago merah. Barang dagangan dan kios terbakar, namun pondasi dan bentuk bangunan karya Karsten masih berdiri.

Presiden Joko Widodo kembali meresmikan Pasar Johar cagar budaya itu pada 5 Januari 2022. Menurut data Kementerian PUPR, Pasar Johar Utara memiliki luas bangunan 4.802 meter persegi dengan jumlah kios sebanyak 51 dan jumlah los kering sebanyak 368 los. Pasar Johar tengah memiliki luas bangunan 7.183 meter persegi dengan 102 kios, 503 los kering, dan 109 los basah.

Sementara itu, Pasar Johar Selatan memiliki luas bangunan 10.594 meter persegi dengan 126 kios, 542 los kering, dan 36 los basah. Adapun Pasar Kanjengan memiliki luas bangunan 8.460 meter persegi dengan 205 kios dan 550 los kering.




(alg/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads