Warga Paranggupito Hidup Tanpa Akses Air Bersih, Puan: Saya Tak Menyangka

Warga Paranggupito Hidup Tanpa Akses Air Bersih, Puan: Saya Tak Menyangka

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Selasa, 26 Apr 2022 22:16 WIB
Puan Maharani meresmikan fasilitas air bersih di Paranggupito, Wonogiri, Selasa (26/4/2022).
Puan Maharani meresmikan fasilitas air bersih di Paranggupito, Wonogiri, Selasa (26/4/2022). Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng
Wonogiri -

Ketua DPR RI Puan Maharani meresmikan fasilitas air bersih untuk masyarakat Paranggupito, Wonogiri. Puan tak menyangka jika di Wonogiri masih ada daerah yang belum mendapatkan air bersih selama puluhan tahun.

Dalam kunjungan itu Puan mengaku mendengar cerita bahwa ada wilayah di Wonogiri yang selama puluhan tahun belum mendapatkan air bersih. Bahkan warga hanya sering cuci muka saat membersihkan diri.

"Saya sampai nengok saat dibilang puluhan tahun. Ini bener tidak? Saya tidak menyangka kalau sampai puluhan tahun sulit mendapatkan air bersih," kata Puan saat memberikan sambutan peresmian keran air bersih di Desa Gendayakan, Selasa (26/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat hal itu, ia bersama anggota DPR RI Fraksi PDIP, Bambang Wuryanto dan Bupati Wonogiri Joko Sutopo merembuk soal kekeringan di daerah Wonogiri selatan. Puan mengaku telah menugaskan Bambang Wuryanto dan Joko Sutopo mencari solusi kekeringan di Paranggupito.

"Nah Pak Bupati ini siap mencari solusinya. Kata Bupati kalau ia berhasil mendapatkan solusi, saya disuruh yang meresmikan. Ya sudah buktikan dulu bisa tidak mencari solusi kekeringan untuk warga," ungkap dia.

ADVERTISEMENT

Puan mengaku mendapatkan cerita jika mencari sumber mata air tidak mudah. Sebab kondisi geografis di Paranggupito terdiri dari batuan. Bahkan ada sumber mata air yang baru bisa diperoleh setelah dibor hingga 80 meter.

Puan berharap kepada masyarakat, meski saat ini air bersih sudah bisa didapat, pemakaiannya harus dihemat dan secukupnya saja. Ia mengimbau agar tidak menghambur-hamburkan air.

"Saya tadi naik mobil ke sini jalannya kecil, naik-turun. Janjinya (Pak Bupati) tahun ini akan diperbaiki. Tadi udah bilang, biayanya Rp 6,4 Miliar," kata Puan.

Dalam kesempatan itu, Joko Sutopo mengatakan, persoalan kebutuhan dasar masyarakat harus menjadi prioritas. Saat ini sebanyak 506 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 11 dusun di Desa Gendayakan sudah bisa menikmati air bersih melalui sambungan rumah (SR).

"Nanti warga tinggal putar keran, sudah mengalir air bersih. Sudah bisa menarik air dari Hidran Umum (HU) ke SR. Dari awal kami menggandeng pakar, ahli dan akademisi untuk memetakan di mana titik atau lokasi yang bisa dimanfaatkan air bakunya," ungkap pria yang akrab disapa Jekek.

Menurutnya, solusi penyediaan air bersih di Wonogiri selatan memerlukan waktu yang cukup panjang. Sejak dimulai 2017, sumur yang diuji atau dibor ada yang gagal dan berhasil. Dana yang digelontorkan dari awal hingga sekarang menelan biaya Rp 58 Miliar.

"Solusi kekeringan atau penyediaan air bersih ini bukan hanya di Gendayakan. Fokus kami se-Paranggupito yang mengalami kekeringan. Memang saat ini belum 100 persen, baru sekitar 80 persen," ujar Jekek.

Menurutnya, salah satu kendala yang masih dihadapi saat ini adalah debit air belum tercukupi maksimal. Saat musim kemarau debit airnya sekitar 13 liter per detik.

Warga Dusun Blimbing, Gendayakan, Yatiyem (53) mengaku senang saat ini air bersih di desanya sudah mudah didapat. Biasanya, setiap bulan ia harus mengeluarkan Rp150.000 untuk membeli air satu tangki.

Jika untuk kebutuhan keluarga saja, persediaan air itu bisa mencukupi sampai satu bulan. Tapi jika untuk hewan ternak hanya sampai dua pekan.

"Dulu itu sampai saya cari air di luweng, berjalan ya sekitar 90 meter. Alhamdulillah sekarang bisa mendapatkan air langsung dari keran," kata Yatiyem.




(ahr/ahr)


Hide Ads