Perkenalkan, Juru Parkir Klaten yang Tampak Baca Al-Qur'an di Sela Bekerja

Perkenalkan, Juru Parkir Klaten yang Tampak Baca Al-Qur'an di Sela Bekerja

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Senin, 11 Apr 2022 12:27 WIB
Juru parkir Sutarjo mengaji Al-Quran di trotoar Jalan Pemuda Kota Klaten, Senin (11/4/2022).
Juru parkir Sutarjo mengaji Al-Qur'an di trotoar Jalan Pemuda Kota Klaten, Senin (11/4/2022). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten - Sutarjo (50) seorang juru parkir di Jalan Pemuda, Kota Klaten, Klaten, Jawa Tengah punya kebiasaan mengaji Al-Qur'an di sela bekerja. Dia tak lepas dari kitab Al-Qur'an selama berada di tempat kerjanya.

"Setiap hari ya minimal dua juz selesai. Sebulan rata-rata saya biasa katam dua kali tapi saya tidak pernah menghitung," ungkap Sutarjo ditemui detikJateng di depan toko aksesoris simpang Plasa Klaten, Senin (11/4/2022).

Diceritakan Sutarjo, dirinya belajar mengaji tidak di ponpes tetapi hanya di masjid kampung tanah kelahirannya, Ngawi, Jawa Timur. Awalnya di Klaten, dia bekerja menjadi penarik becak.

"Saya dulu awalnya menarik becak di sekitar Pasar Mlinjon sejak tahun 1996. Di sela cari penumpang saya isi dengan mengaji sampai sekarang ganti parkir sejak 2013," jelas Sutarjo yang tinggal di kampung Pandanrejo, Klaten itu.

Menurut Sutarjo, sejak kebiasaannya itu dilakukan dirinya sudah menghabiskan sekitar 10 kitab Al-Qur'an karena rusak dibaca. Kitab tidak dibelinya sebab kadang ada yang memberi.

"Di sini saja (juru parkir) sudah sekitar 10 ada. Tidak beli, kadang ada orang yang ngasih karena orang sedekah Al-Qur'an dapat pahala dan terlebih jika dibaca," ujar Sutarjo.

Selama mengaji di tepi trotoar, sebut Sutarjo, sering dilihat banyak orang tapi dirinya tidak peduli. Sebab niatnya murni untuk mendapatkan rida Allah SWT bukan untuk manusia.

"Saya tidak mikir dilihat orang, saya niatnya pada Allah. Baca Al-Qur'an itu kan di manapun baik asalkan tidak di WC atau kamar mandi," lanjut Sutarjo yang kelahiran 1972 itu.

Dikatakan Sutarjo, baginya membaca Al-Qur'an adalah sebuah kebutuhan hidup. Membaca Al-Qur'an seperti makan sehingga tidak bisa ditinggalkannya.

"Ini (kitab) kan senjata orang iman. Baca Qur'an itu seperti makan jadi ya sampai mati tetapi tentu tinggal niatnya sebab tanpa niat dan yakin tidak bisa," imbuh Sutarjo yang punya satu putra kuliah di UGM Yogyakarta.

Meskipun sambil ngaji, kata Sutarjo, dirinya tetap mengawasi sepeda motor yang diparkir. Di sela jeda ayat digunakan untuk melihat sekeliling.

"Motor tetap saya awasi, kalau pindah ayat sambil lihat situasi. Dan selama ini aman saja, " ujar dia.

Pantauan detikJateng di lokasi, Sutarjo mengaji di tepi trotoar depan toko. Bermodal kursi besi, di sela waktu luang tugas parkir terlihat mengaji Al-Qur'an dan tak jarang dilihat orang lewat.

Mamik (50) rekan sesama juru parkir di lokasi mengatakan kebiasaan Sutarjo mengaji sudah lama. Bahkan warga sekitar atau pengguna jalan sudah hapal.

"Iya, itu ngajinya sudah lama dan orang sekitar sini sudah hapal. Setiap hari kalau tidak ada orang parkir duduk lalu mengaji, nanti motor datang kerja lagi," terang Mamik pada detikJateng.




(sip/ams)


Hide Ads