Meski menempati masjid darurat yang tidak lain adalah rumah warga, tak mengurangi antusiasme dan kekhusyukan ibadah warga. Pantauan detikJateng, Jumat (8/4/2022) malam, di Masjid darurat Al Fatah, warga terus berdatangan saat memasuki waktu salat isya.
Ruangan masjid darurat yang bangunannya terbuat dari papan kayu itu terus terisi jemaah hingga penuh. Imam Masjid Al Fatah Muhammad Sholeh menyampaikan, kegiatan ibadah tetap berjalan seperti biasanya.
"Kondisi ini tidak mengurangi kegiatan bulan Ramadan, masih seperti biasa. Pengajian ibu-ibu, kegiatan anak-anak TPA, berjalan seperti biasa," terang Sholeh saat berbincang dengan detikJateng di masjid darurat.
Sebaliknya, Sholeh menyampaikan, dengan adanya masjid darurat ini semangat warga Kowang untuk beribadah tampak justru semakin bertambah.
"Adanya masjid darurat ini justru semangat warga untuk beribadah semakin bertambah," paparnya.
Sementara itu Sholeh mengungkap proses pembangunan Masjid Al Fatah masih terus berjalan. Saat ini prosesnya sudah masuk tahapan pembangunan fondasi.
"Perkiraan proses pembangunannya selama tujuh bulanan, ini prosesnya masih terus berjalan," pungkas Sholeh.
Diberitakan sebelumnya, warga Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, merobohkan Masjid Al-Fatah usai mendapatkan janji pembangunan ulang dari seorang 'dermawan'. Namun pembangunan ulang masjid tersendat gegara janji 'dermawan' itu hingga saat ini belum terpenuhi.
Warga kini hanya bisa meratapi keputusannya merobohkan masjid kampung. Masjid itu kini telah rata dengan tanah dan mereka tak mampu membangunnya lagi. Dari Rp 1,5 miliar biaya yang diperlukan, si 'dermawan' baru mengirimkan dana sebesar Rp 25 juta.
Kondisi ini memantik simpati banyak pihak. Kini banyak donatur yang akan mengulurkan tangan untuk membantu pembangunan masjid. Sementara itu, belakangan sosok 'dermawan' diungkap oleh orang dekat yang selama ini menjadi perantara si 'dermawan' dengan warga.
(sip/sip)