Kisah Iptu Sudali, Polisi Bersenjata Cangkul dan Pupuk Organik

Kandidat Hoegeng Awards 2022

Kisah Iptu Sudali, Polisi Bersenjata Cangkul dan Pupuk Organik

Saktyo Dimas R - detikJateng
Kamis, 07 Apr 2022 13:43 WIB
Kandidat Hoegeng Award 2022 Iptu Sudali
Iptu Sudali saat menerima penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2021 lalu. Foto: dok Iptu Sudali
Kendal -

Polisi sekaligus petani, demikian sosok Iptu Sudali, seorang polisi yang bertugas sebagai Kasubag Dalprogar Polres Kendal ini. Melalui perjuangan bertahun-tahun, kini dia berhasil mengembangkan pertanian organik di Kota Semarang.

"Saya dapat ilmu pertanian ini sewaktu bertugas sebagai Brimob di Papua tahun 1989," kata Ipda Sudali saat berbincang dengan detikJateng.

Saat itu dia mendapatkan pelatihan pertanian selama 4 bulan di lokasi transmigrasi. Pelatihan singkat itu membuatnya memiliki keterampilan mengolah sawah non produktif menjadi sawah produktif serta budi daya ikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak saat itu Sudali sangat tertarik menekuni pertanian dan memiliki impian untuk membagi pengetahuannya soal bertani dengan para tetangga dan kerabatnya di Semarang, kelak jika dia sudah bisa pulang.

Sudali membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mewujudkan impiannya itu. Dia baru bisa pulang lagi ke Semarang di tahun 2007, saat dia mulai ditugaskan di Polres Kendal.

ADVERTISEMENT

Saat di Semarang, dia juga tidak bisa langsung bergelut ke sawah. Beberapa tugas baru di kepolisian cukup banyak menyita waktunya. Namun, rasa prihatinnya saat melihat persawahan di sekitar tempat tinggalnya membuat Sudali harus kembali membulatkan tekadnya.

"Saya merasa prihatin saat melihat kondisi persawahan di Desa Wonolopo Kecamatan Mijen. Penggarapan atau pengolahannya tidak maksimal sehingga hasilnya pun pasti juga tidak maksimal," terang Sudali.

Pria kelahiran 1969 ini mencoba mulai mengajari para petani di sekitar tempat tinggalnya untuk bercocok tanam yang bagus tanpa menggunakan pupuk kimia.

Usaha yang dilakukan Sudali dengan memberikan edukasi gagal, karena para petani lebih senang memakai pupuk kimia yang hasilnya lebih banyak.

Rupanya, petani yang sudah terlanjur dimudahkan dengan pupuk kimia lebih sulit untuk diajak mengembangkan pertanian organik.

Namun, Sudali pantang menyerah. Kini, sasarannya justru bukan petani. Pada 2018, dia mengajak masyarakat dari berbagai profesi untuk mengembangkan pertanian organik. Cara itu ternyata cukup manjur.

Dalam waktu singkat, terdapat 20 orang yang bergabung ikut ajakannya. Mereka bahkan langsung membentuk sebuah kelompok tani yang dinamakan Rejosari Loh Jinawi.

"Di kelompok tani kami, kami ingin mengubah mindset yang selama ini sudah ada yakni menggunakan pupuk kimia lebih bagus. Ini kan mindset yang salah jadi harus diubah dulu. Baru kami akan melakukan pengolahan sawah," kata dia.

[Daftarkan Kandidat Penerima Hoegeng Award 2022 di Sini!]

Pada tahap awal, kelompok yang berasal dari berbagai kalangan itu mencoba peruntungannya di pertanian organik dengan menyewa sebuah sawah milik desa seluas 1 hektare.

Kelompok tani di bawah komando Sudali ini pun mulai melakukan pengolahan sawah secara manual dan menebar benih padi organik. Pengolahan juga dilakukan dengan pupuk organik.

"Sejak dari awal kami memang ingin menggunakan padi dan pupuk organik. Bahan yang ada unsur kimianya ya kami tinggalkan. Ini komitmen dari kelompok tani kami," tutur dia.

Bukan hanya bertanam padi, kelompok tani Rejosari Loh Jinawi itu juga membuat kolam ikan di sawahnya. Selain menambah pendapatan, kolam ikan itu diharapkan bisa menjadi tampungan untuk cadangan air.

Kolam ikan ini pun diisi berbagai jenis ikan mulai dari karper, nila dan bawal.

Kelompok tani Rejosari Loh Jinawi mengalami puncaknya, di tahun 2020 merupakan panen perdana padi organik.

Hasil dari benih padi Inpari 32 dan 34 memuaskan. Panen perdana tersebut saat itu dilakukan oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

"Alhamdulillah tahun 2020 kelompok tani kami panen perdana padi organik yang langsung dilakukan oleh Wali Kota Semarang Pak Hendrar Prihadi dan Wakilnya Bu Hevearita. Ini puncak yang luar biasa bagi kelompok tani kami," imbuhnya.

Kandidat Hoegeng Award 2022 Iptu SudaliKelompok tani di bawah binaan Iptu Sudali menggelar panen, 2020 lalu. Foto: dok Iptu Sudali

Namun, kelompok itu juga sempat mengalami gagal panen karena serangan hama keong pada 2021. Namun kegagalan itu membuat mereka memiliki ide baru, yaitu memperluas kolam yang dimiliki.

Keberadaan kolam itu bisa memperkecil risiko rugi total saat ada serangan hama. Mereka masih bisa memiliki cadangan penghasilan dari kolam.

Para petani itu juga memanfaatkan kolamnya sebagai kolam pemancingan umum. Selain memberikan penghasilan bagi kelompok Rejosari Loh Jinawi, masyarakat di sekitarnya juga bisa memanfaatkan keramaian pengunjung dengan berjualan makanan.

"Tahun ini 2022 kolam sudah jadi dan kami isi dengan 10 ribu bibit ikan nila, kalper, bawal dan wader ijo. Rencana akan kami buka untuk umum kolam pemancingan ikan, biar masyarakat sekitar juga bisa jualan untuk mata pencaharian tambahan," katanya.

Usaha yang dilakukannya banyak memperoleh apresiasi. Berbagai penghargaan pun diraihnya terutama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021.

"Kalau saya dan kelompok tani yang saya bentuk ini ingin terus mengembangkan pertanian tapi pertanian yang sehat tanpa kimia. Banyak penghargaan yang telah kami terima salah satunya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," ungkapnya.

Selain mengembangkan pertanian dengan sistem Mina Padi, Sudali juga mengumpulkan dan mengedukasi kepada remaja milenial tentang pertanian.

"Saat ini saya sedang mengedukasi 20 remaja milenial agar tertarik tentang pertanian. Kami ajari bagaimana mengolah tanah, membajak, menebar benih, memanennya. Kami juga ajari mereka membuat pupuk cair organik dari limbah rumah tangga," terangnya.

Sudali ingin mengabdikan hidupnya sebagai anggota polisi yang profesional dan berkarya secara tulus untuk pertanian.

Artikel ini adalah bagian dari rangkaian acara Hoegeng Awards 2022. Polisi yang diceritakan dalam artikel ini merupakan salah seorang yang diusulkan pembaca sebagai kandidat penerima Hoegeng Awards 2022. Pembaca detikcom bisa mengusulkan anggota polisi kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 melalui link berikut ini: Hoegeng Awards 2022




(ahr/rih)


Hide Ads