.webp)
Sebuah video memperlihatkan sekelompok pemuda terlibat keributan di Pemalang, Jawa Tengah, beredar atau viral di media sosial. Keributan itu disebut berawal dari perang sarung yang di dekat kantor Bupati Pemalang.
Sejumlah remaja sempat diamankan polisi buntut bentrokan ini. Sementara kejadian ini membuat Pemkab Pemalang memutuskan menutup ruas jalan tersebut pada malam hari.
Berikut sederet fakta terkait kejadian tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Viral di media sosial
Video berdurasi 28 detik itu salah satunya diunggah oleh akun Instagram @explorepemalang. Setelah 12 jam, postingan itu ditonton sebanyak 14 ribu kali.
Dalam video tersebut tampak sekelompok anak muda yang berlarian. Suara perekam video terdengar seruan, "Info perang sarung Mase, hayo..hayo..."
Kemudian tak lama kemudian tampak segerombolan remaja muncul berlarian dengan cepat, menghindari kelompok lainnya sembari memukulkan sarungnya. Gerombolan itu kemudian berhenti pada salah satu orang yang akhirnya jadi bulan-bulanan.
Kemudian suara pria yang diduga sebagai perekam video berteriak, 'Hee wis...hee....hee... Wis hee... (Hei, sudah..sudah..sudah)."
Perang sarung berujung perkelahian
Dalam postingan tersebut juga dituliskan keterangan sebagai berikut:
"Perang sarung berujung gelut. Primen kiye lur? Beredar video para anak muda Pemalang sedang melakukan perang sarung di kawasan Pendopo Pemalang.. Tradisi ini adalah kebiasaan pemuda Pemalang setiap bulan Puasa. Namun sayangnya entah apa penyebabnya, terjadi aksi pengeroyokan.
Mohon sekiranya kurang bermanfaat ditinggalkan saja ya lur tradisi ini. Buat pelajaran juga untuk para orang tua agar menjaga dan mengawasi anak-anaknya dalam berkegiatan di luar".
Lokasi dekat kantor Bupati Pemalang
Dari penelusuran detikJateng, peristiwa yang terekam dalam video itu terjadi di Jalan Kyai Makmur, Kelurahan Kebondalem, Pemalang pada Senin (4/4) malam. Lokasi tersebut dekat dengan pintu gerbang masuk kompleks kantor Bupati Pemalang.
Saat dimintai konfirmasi, Kapolsek Pemalang, AKP Kabul Santoso, menjelaskan keributan itu terjadi berawal dari perang sarung antara para kelompok remaja berbeda kampung.
Sejumlah remaja sempat diamankan
"Kejadian pada Senin (4/4) malam yang lalu dan saat itu juga langsung diamankan sekitar 7-8 remaja, untuk dilakukan pembinaan di polres," kata Kabul.
Polisi juga telah memanggil tokoh masyarakat, agama dan pemuda dari Kelurahan Kebundalem dan Pelutan pada Selasa (5/4). Pertemuan itu dilakukan agar para tokoh itu ikut andil dalam mencegah peristiwa yang sama terulang kembali.
"Ya kita saling mengawasi, kita juga telah meningkatkan patroli malam di lokasi rawan," imbuhnya.
Petugas tingkatkan patroli
Lokasi kejadian juga tak jauh dari pos penjagaan Satpol PP Kabupaten Pemalang. Kabid Tibumtranmas Satpol PP Pemalang, Agus Mulyadi, mengatakan anggotanya juga sempat ikut membubarkan keributan yang viral tersebut.
"Saat kejadian petugas kami di pos penjagaan kantor bupati ikut membubarkan bersama anggota polsek. Ya itu katanya perang sarung, tapi nyatanya berujung ricuh," kata Agus.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, Satpol PP dan polisi akan berkoordinasi dan meningkatkan patroli malam di lokasi yang rawan.
Jalan ditutup buntut keributan
Buntutnya dua ruas jalan di dekat lokasi kejadian ditutup saat malam hingga subuh.
"Untuk lokasi yang kemarin viral, yakni Jalan Suro Hadikusumo dan Jalan Kyai Makmur, dilakukan penutupan dengan portal, mulai pukul 22.00 WIB sampai subuh," kata Agus Mulyadi, Kabid Tibumtranmas Satpol PP Pemalang, Rabu (6/4).
Satpol PP juga akan menempatkan anggotanya untuk menjaga portal yang bersifat kondisional. Selain itu, untuk antisipasi kejadian serupa di lokasi lainnya, Satpol PP Pemalang akan meningkatkan patroli malam yang akan dilakukan bersama anggota polisi.
(aku/aku)
