.webp)
Setelah dua tahun absen karena pandemi Corona atau COVID-19, Masjid Darussalam, Serengan, Solo, kini kembali membagikan bubur samin khas Banjar. Masyarakat pun menyambut antusias.
Terlihat pada waktu Asar, Selasa (5/4/2022), warga sudah mulai berdatangan di halaman Masjid Darussalam. Mereka rela antre sambil menanti takmir masjid siap membagikan bubur.
Sekitar pukul 15.30 WIB, takmir masjid mulai membagikan bubur samin kepada masyarakat. Antrean pun sampai ke jalan masuk menuju masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah setelah dua tahun pandemi COVID-19, kami kembali membuat bubur samin khas Banjar. Silakan untuk warga yang mau bisa datang, tidak harus muslim," kata Ketua Takmir Masjid Darussalam, HM Rosyidi, Selasa (5/4).
 Dua tahun absen karena pandemi, Masjid Darussalam, Serengan, Solo, kembali membagikan bubur samin khas Banjar, Selasa (5/4/2022). (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng) |
Kali ini takmir masjid menyiapkan 40 kg beras untuk dimasak menjadi bubur dalam dua wadah besar. Diperkirakan bubur dapat dibagi menjadi 1.300 porsi.
"Yang 1.000 porsi kita bagikan untuk masyarakat yang datang membawa wadah sendiri. Yang 300 porsi kita bagi untuk berbuka di sini. Kita siapkan juga kopi susu untuk yang berbuka di sini," ujar dia.
Untuk memperoleh rasa yang lezat dengan porsi besar tentu perlu proses tidak cepat. Pengurus masjid mulai menyiapkan bahan makanan dan mengolahnya sejak pukul 10.00 WIB.
 Dua tahun absen karena pandemi, Masjid Darussalam, Serengan, Solo, kembali membagikan bubur samin khas Banjar, Selasa (5/4/2022). (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng) |
Belasan orang secara bergantian mengaduk bubur yang dimasak dalam bejana besar. Bubur baru selesai dimasak setelah lebih dari lima jam.
"Bubur dibuat dari beras, sayuran, bumbu rempah rahasia khas Banjar, irisan daging sapi, dan yang khas pakai minyak samin," kata dia.
Rosyidi mengisahkan bahwa tradisi membagikan bubur samin sudah ada sejak tahun 1980. Awalnya bubur hanya dikonsumsi para perantau dari Banjar, namun seiring berjalannya waktu, bubur dibagikan kepada masyarakat.
(rih/sip)
