'Dermawan' PHP Masih Janjikan Bangun Masjid di Sragen yang Dirobohkan

'Dermawan' PHP Masih Janjikan Bangun Masjid di Sragen yang Dirobohkan

Bayu Ardi Isnanto - detikJateng
Senin, 04 Apr 2022 13:46 WIB
Masjid Al-Fatah Dusun Kowang dirobohkan warga
Masjid Al-Fatah Dusun Kowang dirobohkan warga (Foto: Dok. Warga Dusun Kowang)
Sragen -

Masjid Al-Fatah di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen dirobohkan usai dijanjikan akan dibangun ulang oleh seorang pengusaha kaya dari Jakarta. Janji dermawan itu pun dipertanyakan karena tak juga terealisasi alias pemberi harapan palsu (PHP).

Ketua panitia pembangunan Masjid Al-Fatah, Agus Pudiyono, mengatakan setelah kasus tersebut menjadi viral, Minggu kemarin dia diihubungi seseorang yang mengaku sebagai 'dermawan' yang semula menjanjikan seluruh biaya untuk pembangunan ulang masjid baru, pengganti yang telah dirobohkan.

Agus juga mengaku semenjak awal pembicaraan pembangunan masjid hingga bangunan lama dirobohkan dan kasusnya menjadi viral seiring ketidakjelasan pengadaan dana, baru kemari itu dia dihubungi oleh orang yang mengaku sebagai 'pengusaha sukses dermawan' tersebut. Orang dalam telepon itu mengaku masih siap memenuhi janji yang pernah terucap.

"Kemarin pengusaha itu telepon saya. Baru kali ini saya dihubungi langsung oleh beliau, katanya akan bertanggung jawab dengan janjinya. Kemarin memberi tambahan Rp 15 juta," kata Agus saat dijumpai detikJateng di sekitar masjid, Senin (4/4/2022). Agus menyebut memberi tambahan karena sebelumnya, sang dermawan itu pernah menyumbang 10 juta lewat 'orang dekatnya'.

Oleh orang tersebut, Agus diberi penjelasan bahwa keluarga pengusaha tersebut tiba-tiba mengalami masalah bisnis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Katanya bisnis tiga anaknya sedang bangkrut bersamaan. Sebenarnya dananya sudah ada, tapi digunakan untuk anaknya dulu," kata Agus.

Agus kembali bercerita bagaimana awal masjid yang merupakan pusat kegiatan ibadah umat Islam warga Kowang dirobohkan 1,5 bulan lalu. Cerita ini berawal ketika warga ingin merenovasi masjid karena ada beberapa titik yang sudah rusak.

ADVERTISEMENT

Kemudian 3 bulan lalu, ada warga setempat yang memiliki kenalan pengusaha dari Jakarta yang bersedia mendanai seluruh kebutuhan pembangunan. Namun, dana dari donatur tersebut tak kunjung cair.

"Memang awalnya masjid butuh renovasi. Ada warga punya kenalan pengusaha itu. Karena masjid sudah ada sejak 1991, katanya sekalian dibangun ulang saja, beliau sanggup mendanai," ujarnya.

Sebelum merobohkan masjid, panitia terlebih dahulu membuat desain masjid secara profesional. Anggaran pembangunan masjid terhitung sekitar Rp 1,3 miliar.

"Setelah gambar jadi, diperkirakan masjid selesai dalam 5-6 bulan. Setelah dirobohkan, dana baru cair Rp 10 juta. Warga harap-harap cemas, karena sudah terlanjur dirobohkan," ujar dia.

Namun warga tak lantas menghentikan progres pembangunan. Melalui donasi, pembangunan tetap dimulai menggunakan jasa kontraktor.

"Kami cari cara agar pembangunan bisa berjalan. Kami buka donasi, kami pasang kotak infak di depan masjid, sama kami buka donasi di kitabisa.com. Kami sengaja pakai kontraktor agar bisa ditalangi dulu," ujar Agus.

Hingga hari ini, kata dia, terkumpul dana sekitar Rp 300 juta. Pembangunan masjid masih dalam proses pengerjaan fondasi. Proses ini cukup lama karena harus menguruk lahan yang cukup dalam.

"Dulu kan ukurannya 9x9 meter, sekarang 12x15 meter. Yang belakangnya harus dipasang talut dulu, kemudian diuruk tanah lagi. Untuk menguruk saja mungkin butuh Rp 300 jutaan," katanya.

Masjid yang baru ini didesain satu lantai dengan sebuah menara di depan. Selain untuk salat, terdapat ruangan untuk anak-anak belajar mengaji, serta tempat tinggal untuk guru agama masyarakat setempat.




(ams/mbr)


Hide Ads