.webp)
Kecelakaan karambol terjadi di Jalan Jogja-Solo, persisnya di perbatasan Desa Gatak, Sukoharjo dengan Desa Tegalgondo, Klaten dan Sanggung, Boyolali. Salah satu pengemudi mobil mengungkap detik-detik kecelakaan yang melibatkan 4 mobil ini.
Pantauan detikJateng di lokasi ada empat mobil yang terlibat. Satu mobil yang terguling adalah mobil boks pelat AD-1369-HU. Kondisi mobil ini ringsek setelah menabrak jembatan dan tiang di ruas ke arah Klaten.
Selain itu, mobil boks PT Pos pelat nomor AD-8027-CB yang berada di ruas ke arah Solo rusak berat di bagian kemudi. Satu unit mobil Grand Max nomor polisi L-9273-NG rusak parah di bagian samping dan kemudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terakhir truk bernomor polisi AD-8823-BV rusak di bagian kemudi. Dari empat kendaraan tersebut kondisinya tidak ada yang bisa dikemudikan lagi.
Sopir truk, Parman (42) mengatakan kejadian sekitar pukul 12.00 WIB. Saat kejadian, warga Desa Ngreden, Kecamatan Juwiring, Klaten ini tengah melaju dari arah selatan, sebelum mendadak ada mobil bok PT Pos lompat median.
"Saya dari arah Klaten ke Solo sekitar jam 12.00 WIB. Tiba-tiba truk PT Pos melompat median jalan," ungkap Parman pada detikJateng di lokasi, Sabtu (2/4/2022) siang.
Mobil boks PT Pos, lanjut Parman, menabrak mobil Grand Max yang berada di depannya. Setelah itu menabrak truknya.
"Menabrak mobil Grand Max dulu lalu menabrak mobil saya. Saya tidak luka, cuma lecet sedikit," ucap Parman.
Akibat kecelakaan itu, arus kendaraan dari Solo dan Jogja padat merayap. Antrean panjang kendaraan mengular. Tampak petugas Sat Lantas Polres Klaten mengatur lalu lintas di lokasi.
Antrean kendaraan terjadi sekitar 500 meter, membentang dari simpang empat Pakis Delanggu, hingga ke perbatasan Boyolali di simpang empat Sawit.
Ditemui detikJateng di lokasi, Kasat Lantas Polres Klaten AKP Muhammad Fadhlan belum bisa memberikan keterangan terkait kronologi kecelakaan. Pihaknya juga masih menyelidiki kecelakaan terjadi di wilayah hukum mana, mengingat lokasi kecelakaan berada di perbatasan 3 kabupaten.
"Ini belum jelas masuk wilayah mana. Maka kita kesini untuk mengecek, TKP masuk wilayah mana," ungkap Fadhlan.
Baca juga: Sugeng Ambal Warsa Sultan Jogja |
(aku/aku)
