Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo temui ratusan mahasiswa yang melakukan demonstrasi di depan kantornya. Para mahasiswa itu melakukan demonstrasi untuk menolak penambangan batu andesit di Desa Wadas, Purworejo.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar pun mendengarkan sekaligus menerangkan rencana penambangan di Desa Wadas.
"Saya senang, hari ini ketemu teman-teman. Karena teman-teman ini mahasiswa, saya buka semuanya dengan detail dan rinci. Informasi ini belum pernah tersampaikan karena saya tidak pernah diberi kesempatan," ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (22/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada para peserta aksi, Ganjar mengatakan bahwa yang harus dipahami adalah ada warga yang sudah menerima tanahnya dijual dan ada yang menolak menjual. Fakta bahwa ada yang pro dan kontra pun harus diketahui para mahasiswa.
Terkait Izin Penetapan Lahan (IPL) yang minta dicabut, Ganjar menjelaskan bahwa sudah melewati proses hukum hingga tahap kasasi dan inkrah.
"Semua sudah dilibatkan dalam penyusunan AMDAL ini, termasuk para pakar dari perguruan tinggi. Kami memang pernah digugat, tapi gugatan baik di tingkat pertama maupun kasasi semuanya menyatakan ditolak. Ini kan sudah inkrah," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ganjar juga menjelaskan terkait bagaimana penambangan akan dilakukan. Ia menyebut semuanya sudah menggunakan perhitungan ahli geologi dan ahli yang bergerak di bidangnya. Selain itu, proses penambangan juga sudah direncanakan dengan matang.
"Termasuk isu sumber mata air, di data yang dikirim BBWS, hanya ada satu sumber mata air yang terdampak proyek dari puluhan mata air di sana. Ini yang mau kami verifikasi dan jelaskan," jelasnya.
Tak hanya itu, Ganjar juga menegaskan akan terus membuka ruang dialog dengan warga sebagaimana rekomendasi dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
"Saya sudah dua kali datang ke Wadas menemui warga baik yang pro maupun yang belum menerima. Apapun sikap warga kami hormati," pungkasnya.
Ganjar pun berjanji akan menyampaikan tuntutan mahasiswa kepada pemerintah pusat.
Sebelumnya, perwakilan mahasiswa yang mengikuti demonstrasi telah menegaskan pihaknya menolak penambangan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. Para mahasiswa itu lantas menuntut Ganjar mencabut IPL penambangan.
"Kami mengkhawatirkan penambangan akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Ada banyak sumber mata air yang terancam di sana. Kami mendesak Ganjar mencabut IPL dan juga mengusut kasus kekerasan yang dialami warga Wadas," jelas salah satu mahasiswa.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula perwakilan warga Desa Wadas yang juga menolak penambangan di desanya.
(fhs/ega)