Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo akan mengambil langkah advokasi terkait kasus dugaan terorisme yang menyeret salah seorang anggotanya dokter Sunardi. Langkah itu dilakukan agar tidak ada pemahaman di masyarakat yang mengaitkan antara profesi dokter dengan terorisme.
"Dari IDI kami mendapatkan tugas dari wilayah dan pusat untuk mengadvokasi dari sisi profesi. Jangan sampai ada distorsi bahwa ini kaitannya dengan dokternya begitu padahal bukan, tapi dari sisi kemanusiaannya kami fokus di sana," ujar Ketua IDI Sukoharjo Arif Budi Satria kepada wartawan usai bertemu dengan keluarga dokter Sunardi, di Gayam, Sukoharjo, Jumat (11/3/2022).
Arif juga menyampaikan advokasi ini untuk mencegah agar profesi dokter tidak kemudian dikait-kaitkan dengan aksi terorisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya, kalau sampai ada distorsi bahwa ini lho teroris kaitannya dengan dokternya, jangan sampai," ucapnya.
"Dokter yang biasa berkaitan dengan kemanusiaan lalu ini kontradiktif sekali, bahwa kita bersumpah akan menjalankan kemanusiaan tapi kok melakukan tindakan terorisme jadi itu jelas kontradiktif," imbuh Arif.
Dia berharap dengan adanya advokasi dari segi profesi tidak ada lagi distorsi yang mengaitkan dokter dengan terorisme. Selain menemui pihak keluarga, IDI juga berencana menemui pihak Polres Sukoharjo untuk mengetahui mengenai kasus ini.
"Advokasi kami di titik sana (profesi) bahwa jangan sampai ada distorsi," bebernya.
(sip/ahr)