Seorang penjual gorengan asal Klaten, Tentrem (59) ditemukan tewas dengan kondisi luka bakar parah. Korban diduga terjatuh hingga tersiram minyak panas dari penggorengan.
"Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter Puskesmas Ceper, korban mengalami luka bakar bagian wajah, tangan kanan dan dada sebelah kiri. Itu akibat minyak yang berada di wajan masih panas yang digunakan korban menggoreng," jelas Kasi Humas Polres Klaten Iptu Abdillah kepada detikJateng, Sabtu siang (26/2/2022).
Abdillah menjelaskan kecelakaan itu terjadi di rumah korban di Dusun Sawit, Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Klaten. Tewasnya korban, diketahui tetangga sekitar pukul 09.30 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadiannya tadi sekitar pukul 09.30 WIB di rumah korban. Semula diketahui oleh saksi tetangga," jelas Abdillah.
Awalnya tetangga korban, Kholik Romadhoni (33) hendak membeli gorengan ke lokasi. Saat itu saksi mendapati korban dalam posisi terlentang di dekat tembok.
"Saksi sedang mau membeli gorengan melihat korban dalam posisi terlentang dekat tembok dan (mengalami) luka bakar. Saksi ketakutan dan mengajak Bejo Nugroho (48) ke lokasi," kata Abdillah.
Setelah itu, lanjut Abdillah, para saksi melaporkan kejadian ini ke Polsek Ceper. Menurut keterangan para saksi, bahwa korban mempunyai riwayat penyakit vertigo.
"Korban berdasarkan keterangan warga memiliki penyakit vertigo dan hipertensi. Tidak ada tanda-tanda bekas kekerasan pada diri korban akibat dianiaya," terang Abdillah.
Abdillah melanjutkan, hasil swab korban dinyatakan negatif COVID- 19. Menurut keterangan dari pihak keluarga (adik korban) korban memang sudah lama memiliki riwayat vertigo.
"Ada riwayat vertigo dan darah tinggi. Ada surat pernyataan dari keluarga korban yang berisi tidak menghendaki diautopsi dan telah menerima kejadian," imbuh Abdillah.
Diwawancara terpisah, Kapolsek Ceper AKP Aris Joko Narimo menjelaskan korban selama ini berjualan gorengan. Korban diketahui tinggal sendiri di rumah.
"Iya korban jualan gorengan di rumah, jadi kemungkinan jatuh dan tersiram minyak. Tinggal sendirian karena anaknya di Jakarta semua," ungkap Aris kepada detikJateng.
Keluarga, imbuhnya, sudah membuat pernyataan tidak dilakukan autopsi karena murni kecelakaan. Surat pernyataan dibuat dengan disaksikan perangkat desa.
"Jadi tidak diautopsi dan sudah ada surat pernyataan keluarga yang disaksikan perangkat desa. Korban langsung dimakamkan," pungkas Aris.
(aku/sip)