Barisan mBilung

Kolom Minggu Pagi

Barisan mBilung

Muchus Budi R. - detikJateng
Minggu, 13 Feb 2022 06:41 WIB
Poster
Ilustrasi (Foto: Edi wahyono)
Solo -

Bilung atau mBilung adalah tokoh penting tak penting di pewayangan Jawa. Dia menjadi orang dekat para tokoh dari golongan antagonis.

Tokoh ini benar-benar murni rekaan di pewayangan Jawa yang sepertinya sengaja dibikin untuk menggambarkan karakter dan tabiat segolongan manusia jika dihadapkan dengan pamrih, kepentingan, dan iming-iming kenyamanan. Tabiat abadi manusia; dari masa purba hingga kapan pun juga.

mBilung adalah sahabat karib Togog, pamong tokoh antagonis. Dalam penceritaan awalnya, dua kakak beradik bernama Togog dan Semar mendapat tugas khusus sebagai pamong. Sang adik, Semar, bertugas menjadi pamong para ksatria atau tokoh protagonis. Sedangkan Togog menjadi pamong tokoh antagonis dari sabrang.

Togog lalu merekrut sahabat karibnya bernama mBilung untuk menjadi temannya. mBilung ini benar-benar berasal dari sabrang sehingga tidak ada ikatan batin apapun dengan nasib penceritaan.

Di sinilah mBilung menemukan perannya. Dia menjadi seolah tak penting karena hanya seorang asisten pamong. Namun bisa menjadi penting karena berperan sebagai pemegang desain opini dari tindakan-tindakan tuannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika Togog masih sering menghalang-halangi atau memperingatkan jika tokoh yang diemong hendak melakukan kerusakan, hal berbeda dilakukan oleh mBilung. Dia orang sabrang sehingga dia tak ada ikatan batin apapun dengan tokoh dan warga yang mungkin akan terdampak oleh kerusakan yang mungkin terjadi. Karenanya dia nyaris tak punya empati.

Dia enteng saja mendukung semua mau tuannya, gembira saja mendukung para juragan, mudah saja membolak-balik narasi untuk membenarkan semua langkah bos besar. Tak cuma satu mBilung, dia bisa malih rupa dan beranak pinak menjelma menjadi barisan kuat untuk kepentingannya.

ADVERTISEMENT

Tak seperti Togog, mBilung bisa semau-maunya. Dia bisa membully atau mencemooh siapapun yang tidak pada pihak tuannya. Dia bisa hadir dalam segala rupa dan membabat habis semua kebaikan korban.

Barisan mBilung bisa jadi adalah yang mencemooh habis Mbah Jenggot di Kedung Ombo, Yu Patmi di Kendeng, Salim Kancil di Selok Awar-awar, Effendi Buhing di Kinipan, hingga warga Wadas yang sedang menggunakan hak kewarganegaraannya untuk bersikap.

Lalu sampai kapan mBilung akan hidup, tak jelas diceritakan. Tapi dia akan tetap eksis bersama kepentingan-kepentingan sabrang yang berkorelasi dengan kekuasaan. Mungkin namanya saja yang akan berubah-ubah.

mBilung bisa pula bernama relawan ini itu, bisa bernama influencer, bisa bernama BuzzeRp, atau bahkan bernama korban desain opini itu sendiri.



Solo, 13 Februari 2022

Muchus Budi R, wartawan detikcom
Tulisan ini merupakan pendapat pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi




(mbr/sip)


Hide Ads