Lapak Relokasi Pasar Johar Semarang yang berada di dekat Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) terbakar kemarin malam. Suasana panik dan pilu mewarnai peristiwa tersebut.
Salah seorang saksi bercerita dia mendapat kabar kebakaran itu pada sekitar pukul 18.45 WIB, Rabu (3/2). Sesampainya dia di blok F, api sudah berkobar besar.
"Entek kabeh, (habis semua) tolong, entek kabeh," lirih salah seorang wanita yang punya kios di blok F di dekat lokasi kejadian semalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi juga sempat mendatangi lokasi kebakaran. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga sempat melihat situasi serta mengimbau warga dan pedagang agar menyelamatkan diri terlebih dahulu.
Ganjar kemudian bertemu dengan Hendi di gerbang masuk pasar. Keduanya berkoordinasi untuk penanganan pasca kebakaran.
"Semua teman sudah bergerak, semoga lekas padam. Saya minta dicatat siapa korbannya yang ada di los yang terbakar ini. Tadi Pak Wali Kota sudah bicara dengan saya dan saya minta mempersiapkan contigency plan terhadap mereka para pedagang yang menjadi korban. Biar nanti segera dihitung," kata Ganjar.
Kebakaran terjadi di blok F1 hingga F9. Kios-kios di blok tersebut merupakan para penjual baju, sandal, bawang dan beberapa kebutuhan lainnya.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes M Iqbal Alqudusy, menyebut ada sekitar 100 kios yang terbakar.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, Agus Harmunanto menambahkan ada 10 unit mobil damkar yang dikerahkan untuk memadamkan kebakaran Pasar Johar Semarang.
Ratusan pedagang relokasi Pasar Johar Semarang di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah terutama blok F hanya bisa pasrah memandangi kiosnya yang terbakar. Pedagang dari blok lain berupaya menyelamatkan barang dagangan berharap api tidak merembet.
Joko (57), salah satu pedagang pakaian di blok F meratapi kios milik kakaknya yang hangus terbakar. Tidak ada dagangan yang bisa diselamatkan.
"Sedih lihatnya, kios milik kakak saya hangus terbakar. Untung tidak ada orang saat kejadian," kata Joko di lokasi, Rabu (2/2/2022) malam.
Pedagang lainnya, Soemadi, juga hanya pasrah. Ia mengaku belum sepenuhnya bangkit dari kebakaran Pasar Johar tahun 2015. Ia pindah ke tempat relokasi dan ternyata tertimpa musibah yang sama.
"Saya grosir, kalau kerugian ya Rp 500 jutaan lebih. Dari kebakaran 2015 ya ini tetap hasil utang, belum bangkit," ujar Soemadi.
Teriakan-teriakan atau isak tangis bersahutan ketika kebakaran membara. Para pedagang tidak bisa melakukan apa-apa saat si jago merah mengamuk. Bahkan ketika Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) datang ada pedagang yang tidak kuasa memeluknya sembari menangis.
"Tolong ya, Pak," ujar pria tersebut kepada Hendi sembari menangis.
(sip/sip)