Pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Negeri Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah ditutup. Penyebabnya seorang guru di sekolah tersebut dinyatakan positif COVID-19 dari hasil PCR.
"Satu guru tersebut positif COVID-19 dari hasil PCR. PTM sementara ditutup," ungkap Ketua Satgas Percepatan Pengendalian COVID-19 Kecamatan Polanharjo, Joko Handoyo, pada detikJateng, di Pendapa Pemkab Klaten, Jumat (21/1/2022).
Joko yang juga Camat Polanharjo menceritakan temuan kasus SMA Polanharjo itu berawal dari tes swab acak di sekolah. Ada 12 orang yang dites sebagai sampel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terdiri 10 siswa dan dua orang guru," terang Joko.
Dari 12 orang itu, sebut Joko, ada enam orang yang reaktif dari antigen. Enam orang itu adalah lima siswa dan satu guru.
"Sebab yang positif 50 persen dari sampel, kita Satgas langsung menghentikan PTM dan siswa dipulangkan. Setelah itu, kita lakukan PCR pada hari Kamis (20/1)," papar Joko.
Enam orang tersebut kemudian menjalani tes PCR. Hasilnya, lima siswa dinyatakan negatif COVID-19 dan seorang guru positif.
"Yang positif satu orang guru asal Kecamatan Polanharjo. Kita langsung melakukan isolasi dengan dikirim ke Asrama Haji Donohudan pada Kamis," lanjut Joko.
Satgas, kata Joko, juga menelusuri kontak erat. Dari penelusuran ada 14 kontak erat dengan pasien.
"Ada 14 kontak erat yang hari ini (Jumat) kita lakukan PCR. Namun hasilnya belum keluar tetapi tetap kita minta isoman," terangnya.
Sejauh ini, tambah Joko, belum diketahui dari mana penularan kasus ini. Penelusuran masih dilakukan karena asal Polanharjo.
"Guru ini asal Polanharjo, sedangkan lima siswa yang negatif dari Kecamatan Delanggu dan Wonosari. Kita masih telusuri, semoga kontak erat juga negatif dan sudah kita lakukan disinfektan lokasi," ucap Joko.
Diwawancara terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemkab Klaten dokter Anggit Budiarto menambahkan tracing terus dilakukan. Ada 14 orang ditemukan kontak erat.
"Ada 14 orang kontak erat dari guru yang positif, hari ini dilakukan pemeriksaan. Kita belum bisa memastikan varian apa," ucap Anggit pada detikJateng, hari ini.
(sip/ams)