Banjir Turis, Onsen di Jepang Mulai Kehabisan Air

Kabar Internasional

Banjir Turis, Onsen di Jepang Mulai Kehabisan Air

Dadan Kuswaraharja - detikJabar
Senin, 31 Mar 2025 21:30 WIB
Ilustrasi Onsen
Ilustrasi Onsen Foto: (iStock)
Jakarta -

Onsen merupakan salah satu tradisi yang biasa dilakukan di Jepang. Namun akhir-akhir ini, beberapa kota yang menyediakan pemandian onsen dikabarkan kehabisan air gegara banyak turis.

Onsen merupakan tradisi pemandian air panas. Pengunjung yang datang mandi bersama di kolam air panas untuk sekedar bersantai dan melepas penat.

Tak hanya warga pribumi saja yang menikmati onsen. Banyak juga turis yang datang mencoba menjajal pemandian yang airnya bersumber dari air panas alami tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun belakangan, sebagaimana dilansir dari detikTravel, terjadi lonjakan wisatawan yang datang ke Jepang. Wisatawan yang datang pun beramai-ramai menjajal onsen.

Hal ini berakibat fatal. Sebab, beberapa kota yang menyediakan pemandian onsen mengabarkan mereka kehabisan air. Salah satunya Kota Ureshino yang berada di pegunungan Prefektur Saga, pulau barat Kyushu.

ADVERTISEMENT

Di kota ini memang terdapat beberapa onsen. Lebih dari 30 hotel dan ryokan (penginapan tradisional) mengelola pemandian onsen.

Pada awalnya, kota yang memiliki penduduk 25.000 jiwa ini hanya dikenal oleh wisatawan domestik. Namun seiring populernya onsen di sana, wisatawan internasional pun berdatangan.

Pejabat setempat belakangan ini membuat peringatan dampak pariwisata berlebihan terhadap pasokan air onsen di kota itu.

"Dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, jumlah wisatawan meningkat, yang menyebabkan penggunaan sumber air panas di ryokan dan fasilitas lainnya meningkat," kata Wakil Wali Kota Ureshino Hironori Hayase dalam konferensi pers baru-baru ini.

Rata-rata ketinggian air di sumber air kota itu turun ke rekor terendah 39,6 meter atau 130 kaki pada tahun lalu. Hal ini menandakan ada penurunan 20 persen dibanding dengan ketinggian 50 meter atau 160 kaki pada empat tahun lalu.

Para pejabat meminta agar hotel dan rypkan di sana membatasi penggunaan kamar mandi pribadi dalam kamar hingga larut malam. Begitu penekanan dari Wali Kota Daisuke Murakami.

Sebab, onsen pribadi memang diminati wisatawan dari luar negeri. Hal itu lantaran onsen umum mengharuskan mereka untuk berendam telanjang dengan orang lain yang membuat mereka tak nyaman.

Biaya masuk onsen yang hanya USD 3 membuat banyak wisatawan asing rela membayar mahal untuk pengalaman pribadi di hotel mereka. Sehingga, hal itu membuat banyak air harus dipompa ke kamar pribadi.

"Kami menyadari bahwa Kota Ureshino bergantung pada pariwisata, jadi kami harus melakukan segala upaya untuk melindunginya. Dalam melakukannya, kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan yang diperlukan," katanya.

Selain di kota tersebut, penurunan juga terjadi di Niseko. Permukaan air turun hingga 15 meter atau 49 kaki dalam tiga tahun terakhir.

Ginzan Onsen, yang terletak di wilayah Yamagata sekitar 260 mil di utara Tokyo, kini membatasi akses masuk bagi pengunjung harian selama musim puncak musim dingin untuk meminimalkan dampaknya terhadap penduduk setempat.

Artikel ini sudah tayang di detikTravel




(ddn/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads