Sebagai ibu kota Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Palabuhanratu identik dengan panasnya sengatan matahari dan hembusan angin laut.
Kota pesisir yang dikenal sebagai gerbang wisata Pantai Selatan Jawa Barat, sering dikira tidak memiliki sudut-sudut teduh untuk melepas lelah dari hiruk-pikuk kehidupan pesisir. Namun, di balik itu semua, ada tempat-tempat yang menawarkan keteduhan alami yang menjadi oase bagi mereka yang ingin menikmati kesejukan di tengah panasnya kota.
Teduh di Jantung Kota
Di tengah deretan bangunan dan kesibukan lalu lintas, Alun-Alun Palabuhanratu menjadi tempat yang menawarkan naungan. Pepohonan yang tumbuh di sekelilingnya, terutama pohon trembesi yang menjulang, membuat alun-alun ini terasa lebih sejuk dibandingkan kawasan sekitarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempat ini bukan hanya menjadi titik nol kilometer Kabupaten Sukabumi, tetapi juga ruang publik yang sering digunakan warga untuk berkumpul di sore hari, menikmati angin laut tanpa harus berpanas-panasan di tepi pantai.
![]() |
Jalanan Rindang
Meski beberapa trotoar di Jalan Siliwangi dan Jalan Bhayangkara mengalami kerusakan akibat akar pohon, deretan pohon trembesi yang tumbuh di kedua sisi jalan menciptakan kanopi alami yang meneduhkan pejalan kaki.
Di pagi hari, sinar matahari yang menerobos celah dedaunan menciptakan permainan cahaya yang memanjakan mata, sedangkan di siang hari, rindangnya pepohonan membuat suhu udara terasa lebih nyaman.
Namun, tidak semua kawasan rindang di kota ini bertahan dengan baik. Pemangkasan pohon di beberapa ruas jalan kerap dilakukan untuk alasan keamanan, meski di sisi lain, banyak warga yang mengandalkan pohon-pohon ini sebagai tempat berteduh di tengah perjalanan.
Meskipun Palabuhanratu kerap diasosiasikan dengan cuaca panas, sudut-sudut sejuk di kota ini masih bisa ditemukan dari ruang publik seperti alun-alun hingga kawasan konservasi yang menanti dijelajahi seperti di Cagar Alam Tangkuban Perahu hingga Sukawayana.
Bagi mereka yang ingin menikmati sisi lain dari Palabuhanratu, berjalan di bawah rimbunnya pepohonan adalah cara terbaik untuk melihat bagaimana kota ini tidak hanya tentang pasir dan laut, tetapi juga tentang keteduhan yang masih bisa dirasakan di tengah teriknya matahari pesisir.
Alun-Alun Palabuhanratu, yang menjadi titik nol kilometer Kabupaten Sukabumi, dikelilingi oleh berbagai fasilitas dan destinasi menarik yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Berikut beberapa di antaranya:
Masjid Agung Palabuhanratu: Tepat di sebelah alun-alun, berdiri Masjid Agung Palabuhanratu yang megah. Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi masyarakat setempat, tetapi juga sering dikunjungi oleh wisatawan yang ingin melihat arsitektur dan merasakan suasana religius di sekitar alun-alun.
Pusat Kuliner dan Pedagang Kaki Lima: Di sekitar alun-alun, terutama pada sore hingga malam hari, banyak pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai makanan dan minuman khas daerah. Pengunjung dapat menikmati aneka kuliner sambil bersantai di area alun-alun.
![]() |
Pantai Citepus: Sekitar 5 kilometer dari alun-alun, terdapat Pantai Citepus yang menawarkan pemandangan indah dan suasana pantai yang khas. Pantai ini menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Palabuhanratu.
Alun-Alun Laut Gadobangkong: Tidak jauh dari alun-alun utama, terdapat Alun-Alun Laut Gadobangkong yang menjadi primadona wisata baru di Kabupaten Sukabumi. Tempat ini menawarkan pemandangan laut yang indah dan sering dijadikan spot untuk menikmati matahari terbenam.
Dengan berbagai fasilitas dan destinasi menarik di sekitarnya, Alun-Alun Palabuhanratu menjadi pusat aktivitas yang menawarkan berbagai pengalaman bagi pengunjung, mulai dari wisata religi, kuliner, hingga menikmati keindahan alam pesisir.
(sya/mso)