Sejak operasional penerbangan internasional Bandara Husein Sastranegara dinonaktifkan dan dialihkan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati pada Mei 2023, wajah pariwisata Jawa Barat mulai berubah.
Hal itu terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang mengalami penurunan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui pintu Bandara Husein Sastranegara dan Bandara Kertajati.
Menurut data BPS Jabar, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang dari Bandara Husein pada 2019 mencapai 157.833 kunjungan, kemudian menurun di tahun 2020 jadi 31.309 kunjungan karena pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dicabutnya status Pandemi COVID-19 di Indonesia pada Juni 2023, penerbangan internasional di Jawa Barat kembali dibuka. Namun penerbangan internasional dilakukan di Bandara Kertajati yang berada di Kabupaten Majalengka.
Hanya saja, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Jawa Barat sangat jauh menurun dibanding saat Bandara Husein masih melayani penerbangan internasional.
Di tahun 2023, kunjungan wisatawan mancanegara yang datang dari Bandara Kertajati hanya 3.229 kunjungan. Namun di tahun 2024, ada peningkatan kunjungan menjadi 9.972 wisatawan mancanegara.
Statistisi Ahli Muda BPS Jabar Ilham Rizky Muharam menjelaskan, masih sedikitnya rute penerbangan baik domestik maupun internasional jadi salah satu penyebab Bandara Kertajati belum mampu menyamai capaian kunjungan wisatawan mancanegara dengan Bandara Husein Sastranegara.
Sementara wisatawan mancanegara kata Ilham, lebih cenderung memilih bandara dengan jadwal penerbangan yang jauh lebih banyak.
"Peralihan penuh aktivitas penerbangan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati dilaksanakan mulai 29 Oktober 2023. Namun dari data yang ada, pada kondisi saat ini di Bandara Kertajati memiliki rute domestik dan internasional yang jauh lebih sedikit dibandingkan Bandara Husein Sastranegara," kata Ilham, Kamis (23/1/2025).
"Hal ini membuat bandara kertajati kurang menarik bagi wisatawan. Wisatawan cenderung memilih bandara dengan penerbangan lebih sering untuk fleksibilitas jadwal," lanjutnya.
Diketahui, saat ini penerbangan internasional di Bandara Kertajati baru memiliki dua rute yakni menuju Malaysia dengan 4 kali penerbangan dalam satu minggu dan menuju Singapura dengan 2 kali penerbangan.
Karena itulah, tak heran jika kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Jabar jauh signifikan menurun jika membandingkan antara Bandara Husein Sastranegara dan Bandara Kertajati.
"Total pesawat rute internasional yang mendarat di Bandara Kertajati pada tahun 2024 sebanyak 252 pesawat. Sangat berbeda jauh signifikan jika dibandingkan dengan total pesawat rute internasional yang mendarat di Bandara Husein sebelum pandemi yaitu di tahun 2019 mencapai 2.262 pesawat," jelasnya.
Lebih jauh, Ilham mengungkapkan, keberadaan Bandara Kertajati yang pertama kali beroperasi pada Mei 2018 terhalang pandemi COVID-19 dan hingga branding kuat Bandara Husein sebagai gerbang utama pariwisata di Jabar. Hal itu membuat pertumbuhan Bandara Kertajati menjadi terhambat.
Di sisi lain, Ilham menyebut keterbatasan transportasi umum langsung ke BIJB membuat perjalanan lebih rumit bagi wisatawan. Jalur tol menuju BIJB kerap harus bersinggungan dengan rekayasa lalu lintas pada momen-momen libur panjang.
"Sehingga pada momen-momen yang seharusnya menjadi momen penumpang yang menggunakan Bandara Kertajati naik signifikan tidak terjadi," tandasnya.
(bba/sud)