Libur Nataru di Masjid Al Jabar Beri Berkah Bagi Penarik Odong-odong

Serba-serbi Warga

Libur Nataru di Masjid Al Jabar Beri Berkah Bagi Penarik Odong-odong

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 29 Des 2024 09:00 WIB
Penarik odong-odong di Masjid Al Jabbar.
Penarik odong-odong di Masjid Al Jabbar. Foto: Wisma Putra/detikJabar
Bandung -

Masjid Al Jabbar, merupakan objek wisata religi yang ada di kawasan Bandung Timur. Masjid yang dibangun pada era Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan diresmikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil ini banyak dikunjungi wisatawan lokal hingga luar kota di masa libur panjang, seperti libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Selain menjadi objek wisata baru di Bandung Timur, kehadiran Masjid Al Jabbar memberikan dampak perekonomian baru bagi warga sekitar dan warga pendatang yang menggantungkan hidupnya di sekitar Masjid Al Jabbar.

Seperti yang dirasakan Yudi driver mobil wisata odong-odong. Di musim liburan panjang seperti saat ini, Yudi meraup berkah karena wisatawan yang menggunakan jasanya cukup banyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah ramai," kata Yudi membuka perbincangan dengan detikJabar, Sabtu (28/12/2024).

Untuk menarik penumpang ke Masjid Al Jabbar, Yudi harus ngetem terlebih dahulu dengan driver odong-odong lain dan menunggu giliran. Jika odong-odong yang di belakangnya sudah penuh, maka odong-odong miliknya giliran diisi penumpang lalu jalan.

ADVERTISEMENT

Rutenya, yakni menunggu penumpang yang turun dari kereta api Stasiun Cimekar. Dari sana Yudi mengantarkan wisatawan hingga ke pintu masuk Masjid Al Jabbar.

"Tarifnya Rp5 ribu, dari sini ke masjid," ujar Yudi yang merupakan warga Cileunyi itu.

"Sekarang ngetem dulu, giliran, yang di belakang dulu yang maju, nanti mundur dan ambil penumpang," tambah Yudi yang sudah menjadi driver odong-odong selama satu tahun.

Yudi menyebut, jumlah odong-odong di kawasan Masjid Al Jabbar cukup banyak, jumlahnya puluhan. Karena hal tersebut, untuk menarik penumpang dia harus bergantian dengan odong-odong lainnya.

Selain itu, wisatawan Masjid Al Jabbar yang ingin menggunakan odong-odong, titiknya ada di dalam kawasan, parkiran bus hingga di dekat Stasiun KA Cimekar.

"Ada 70 odong-odong, banyak. Ada yang jemput di sini (penumpang kereta api), parkiran bus, ada juga yang di dalam kawasan," tuturnya.

"Kalau saya bisa 2-3 balikan (menarik penumpang), sekali jalan. Keuntungan bisa Rp200-300 ribu," tambahnya.

Menurut Yudi, mobil odong-odong miliknya merupakan mobil modifikasi Toyota Kijang yang di mana bodi utamanya dibuang dan diganti dengan bodi modifikasi yang dapat mengangkut penumpang hingga berkapasitas 20-22 orang.

"Satu mobil bisa 22 orang, ini mobil Kijang. Ganti bodi saja, kaki-kaki tetap masih Kijang. Bodi semuanya dibuang, ini baru bodinya. Harga modifikasi tergantung bisa Rp30 juta, tapi kalau saya ini beli jadi Rp25 juta," ujar Yudi.

Selain digunakan untuk mengantarkan ke Masjid Al Jabbar, ada juga wisatawan yang mem-booking odong-odong untuk berkeliling di kawasan Al Jabbar hingga ke Stadion GBLA. Meski keluar rute, hal tersebut tergantung permintaan wisatawan.

"Ada juga yang minta putar-putar, tapi itu mah permintaan wisatawan," ujar Soleh driver odong-odong lainnya.

"Tarifnya beda lagi, sesuai yang disepakati saja," tambah Soleh.

Selain memberi berkah bagi para penarik odong-odong, kehadiran odong-odong ini memberikan kemudahan bagi para wisatawan.

"Ya enak aja, kalau jalan kaki di sini (Stasiun KA ke Masjid Al Jabbar) lumayan, mending naik odong-odong, sambil wisata juga," kata Entin wisatawan asal Garut.

Entin mengatakan, kedatangannya ke Masjid Al Jabbar untuk berwisata, meski sudah beberapa kali, dia dan keluarga kembali ke Al Jabbar untuk berwisata. "Enak saja wisata kesini, tinggal naik kereta api, gak harus keluar uang banyak, sudah sering, tapi keluarga pilihnya kesini lagi, mungkin karena akses mudah ya," ujar Entin.

(wip/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads