Petaka Menyantap Penyu Langka

Kabar Internasional

Petaka Menyantap Penyu Langka

Ahmad Masaul Khoiri - detikJabar
Senin, 09 Des 2024 08:30 WIB
Hawksbill Turtle - Eretmochelys imbricata floats under water. Maldives Indian Ocean coral reef.
Ilustrasi penyu (Foto: Getty Images/iStockphoto/cookelma)
Jakarta -

Hidangan penyu langka menimbulkan petaka. Tiga orang tewas dan puluhan lainnya sakit usai menikmati hidangan penyu rebus.

Peristiwa ini terjadi di Filipina tepatnya di sebuah kota tepi pantai di Provinsi Maguindanao del Norte. Penduduk di wilayah Teduray mengkonsumsi penyu langka yang dimasak dengan cara direbus.

Usai menyantap makanan tersebut, mereka melaporkan gejala-gejala keracunan seperti diare, muntah-muntah hingga kram perut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum memasak, sebagaimana dilansir dari detikTravel, mereka berburu penyu langka. Pemerintah setempat mengungkap bila kegiatan tersebut ilegal meski hidangan tersebut merupakan tradisi bagi sebagian masyarakat.

Namun, penyu yang mengonsumsi ganggang yang terkontaminasi, termasuk yang terlihat sehat, dapat menjadi racun ketika dimasak dan dimakan.

ADVERTISEMENT

"Beberapa anjing, kucing dan ayam yang diberi makan penyu yang sama juga mati," kata Irene Dillo, seorang pejabat setempat.

Kasus ini sedang diselidiki pihak berwenang. Penyu-penyu tersebut dimasak menjadi adobo, hidangan populer Filipina yang terdiri dari daging dan sayuran yang direbus dengan cuka dan kecap.

Penduduk Datu Blah Sinsuat, sebuah kota pesisir yang terkenal dengan pantainya yang berpasir putih dan air yang jernih, kerap kali mendapatkan makanan dari laut.

"Sangat disayangkan karena ada begitu banyak makanan laut di desa mereka, ada lobster dan ikan," kata Dillo.

Kini, sebagian besar warga yang dirawat di rumah sakit sudah dipulangkan. Namun ada tiga orang yang tewas dalam insiden tersebut.

Datu Mohamad Sinsuat Jr, seorang anggota dewan lokal, mengatakan bahwa ia telah mengatakan kepada para pejabat setempat untuk secara ketat menegakkan larangan perburuan penyu di wilayah tersebut.

Sebagian besar spesies penyu diklasifikasikan sebagai hewan yang terancam punah. Merupakan hal yang ilegal untuk mengambil, melukai, atau membunuh penyu di Filipina.

Namun penyu diburu dalam beberapa budaya untuk diambil daging dan telurnya, yang diyakini mengandung khasiat obat.

Kasus ini juga pernah terjadi pada tahun 2013 silam. Saat itu, 68 orang di Provinsi Samar Timur Filipina sakit dan empat orang tewas.

Artikel ini sudah tayang di detikTravel




(msl/dir)


Hide Ads