Bencana di Balik Rencana Elon Musk Bangun Permukiman di Mars

Kabar Internasional

Bencana di Balik Rencana Elon Musk Bangun Permukiman di Mars

Virgina Maulita Putri - detikJabar
Minggu, 08 Des 2024 07:00 WIB
Penasaran ingin merasakan seperti apa tinggal di Planet Mars? Di China dibangun sebuah markas yang menyerupai koloni di Planet Merah tersebut. Yuk lihat.
Markas Simulasi Kehidupan Planet Mars. Foto: Reuters
Jakarta -

Elon Musk telah berencana membangun koloni di Planet Mars. Namun, rencana Elon Musk itu disebut-sebut bakal berakhir dengan bencana.

Mengutip dari detikINET, Minggu (8/12/2024) CEO SpaceX itu ingin membangun permukiman permanen di Mars yang akan dihuni satu juta orang pada tahun 2050, tujuannya untuk melanjutkan peradaban manusia jika kondisi di Bumi semakin memburuk. Saat ini SpaceX terus menguji coba roket Starship yang nantinya akan membawa manusia ke Planet Merah.

Menurut Kelly dan Zach Weinersmith, penulis buku 'A City in Mars: Can We Settle Space, Should We Settle Space, and Have We Really Thought This Through', Mars bukan planet yang tetap untuk dihuni manusia dalam jangka panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak mungkin kita bisa menampung hingga satu juta orang di Mars tanpa terjadi sesuatu yang sangat buruk, baik dalam hal ternyata kita tidak bisa punya bayi di sana, serta ibu dan bayi meninggal atau terkena kanker," kata Kelly dalam wawancara dengan CNN, seperti dikutip dari Futurism, Senin (2/12/2024).

"Jika Anda ingin melakukan ini, itu harus dalam bentuk kerja keras untuk membangun yang perlahan dari generasi ke generasi hingga ke titik di mana kita bisa mandiri di Mars," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Kelly, seorang pakar biologi dan asisten profesor di Rice University di Houston, Amerika Serikat, mengatakan reproduksi mungkin akan menjadi tantangan paling besar di Mars karena paparan radiasi yang sangat tinggi.

Permukaan Mars juga memiliki gravitasi yang sangat rendah - hanya 38% dari gravitasi yang ada di permukaan Bumi - akan memiliki dampak signifikan terhadap kepadatan tulang manusia yang hidup lama di luar angkasa.

"Anda bisa bayangkan betapa sulitnya, misalnya, saat persalinan dimulai dan Anda harus berharap pinggul Anda cukup kuat untuk melakukannya," kata Kelly.

"Kami terkejut dengan banyaknya masalah yang kami pikir dapat kami tangani. Tapi ternyata kami hanya memiliki sedikit data yang relevan tentang bagaimana orang dewasa akan menghadapinya, apalagi tentang bagaimana memiliki bayi (di luar angkasa)," sambungnya.

Meski begitu, Kelly tetap menyambut positif upaya SpaceX dan NASA untuk mendaratkan manusia pertama di Mars. Menurutnya planet tetangga Bumi itu akan menjadi tempat yang cocok untuk melakukan banyak penelitian.

"Mungkin di kehidupan kita, kita akan melihat orang mendarat di Mars, melakukan eksplorasi dan pulang (ke Bumi), itu bisa saja terjadi, tapi saya rasa kita tidak akan punya bayi di Mars," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di detikINET.

(vmp/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads