Alasan Pemilik Tak Ingin 'Rumah Milea' Jadi Pusat Perhatian Lagi

Alasan Pemilik Tak Ingin 'Rumah Milea' Jadi Pusat Perhatian Lagi

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Selasa, 06 Agu 2024 07:30 WIB
Rumah Milea di Bandung
Rumah Milea di Bandung (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Rumah Milea di Kota Bandung tak lagi boleh dipakai berfoto oleh pengunjung. Bangunan Cagar Budaya Golongan B itu telah berdiri sejak tahun 1917 dan mendadak jadi populer setelah dipakai syuting film Dilan 1990 pada tahun 2018.

Kini, pada bagian depan bangunan, tepatnya pada tumbuhan yang menghiasi area depan rumah, terpasang sebuah spanduk besar. Pada spanduk kuning dengan huruf kapital berwarna hitam tertulis 'DILARANG BERPHOTO DI DEPAN RUMAH INI!'.

"Ya saya awalnya silakan saja kalau ada yang sering berfoto. Tapi lama-lama warga sekitar itu terganggu, jadi semakin ramai yang datang. Terus menghalangi jalan, banyak mobil, lama-lama juga jadi banyak yang jualan di sini padahal kan nggak boleh," ucap Tin, sang pemilik rumah, pada detikJabar, Senin (5/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tin sebetulnya merasa tersanjung karena begitu banyak orang yang suka dengan rumah peninggalan orang tuanya itu. Sayangnya, kunjungan demi kunjungan itu tak sebanding dengan dampak yang didapatkan. Beberapa kali Tin harus memperbaiki pagar rumahnya.

Sebab, wisatawan yang datang bukan cuma berfoto, parkir sembarangan, nyampah, atau menghalangi jalan, tapi juga sampai naik dan menduduki pagar rumah yang ukurannya tidak tinggi.

ADVERTISEMENT

"Padahal yang datang ke sini mungkin orang-orang terpelajar, anak-anak muda, banyak yang ke sini juga datang jauh-jauh dari luar pulau terus mampir foto. Tapi ya sayangnya bukan cuma mengganggu, tapi juga pagar itu suka dinaikin, didudukin, jadinya pagarnya turun terus seret nggak bisa dibuka. Saya beberapa kali harus perbaiki," ceritanya.

"Ya saya tidak bisa marah atau melarang, nanti saya takut dikira sok atau ada yang tidak terima. Saya sebetulnya cuma ingin ketenangan saja, ya sudah kami di dalam saja lah banyak kerjaan," sambung Tin.

Rumah Milea di BandungRumah Milea di Bandung Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar

Kini, Tin dan Penny hanya berharap para pengunjung mengindahkan himbauan tersebut. Ia berharap supaya situasi lebih kondusif dan tetangga sekitar dapat kembali tinggal dengan nyaman di rumahnya masing-masing.

Tin mengaku, rumah peninggalan orang tuanya itu memang sejak dulu jadi perhatian banyak orang. Bukan cuma oleh warga yang lalu lalang di sekitar rumahnya, tapi juga jadi incaran para sineas film.

Tak terhitung ada berapa banyak judul film layar lebar yang menggunakan rumahnya untuk syuting. Beberapa judul yang ia ingat adalah film Sweet 20, Garuda 23, dan masih banyak lagi.

Tin pun mempersilakan tim detikJabar untuk masuk ke dalam kediamannya. Guna menghormati privasi pemilik rumah, kami memutuskan untuk tidak mengabadikan satu pun bagian dalam rumah ini.

Ia menunjukkan bagian rumahnya yang kerap dipakai syuting, letaknya ada di ruang tamu yang berukuran cukup luas. Lantainya menggunakan tegel yang warnanya gelap, ciri khas rumah jaman dulu. Tin menunjukkan beberapa bagian interior yang kerap jadi 'korban' setelah dipakai syuting.

Di bagian belakang, ialah taman sekaligus ruang makan dan ruang santai. Taman belakang miliknya dirawat dengan cukup baik, tapi sayangnya tak lagi secantik sebelum Tin mempersilakan para sutradara untuk meminjam rumahnya.

"Dulu itu ada banyak sekali anggrek di taman belakang, bagus-bagus, saya yang ngerawatnya. Sekarang sudah pada habis, rusak karena sering digeser-geser lah, dan lainnya. Rusak semua, saya ya mau marah juga gimana," ucapnya sambil menunjukkan letak anggrek-anggreknya dulu.

Bahkan sampai saat ini, permintaan untuk syuting di rumahnya pun masih antre banyak. Tapi di usia yang sudah tak muda lagi, Tin dan adiknya Penny, memutuskan ingin menempati rumah tersebut dengan tenang. Ia tak ingin lagi ada kunjungan, keramaian, pun apalagi rumahnya dirombak jadi tempat syuting.

"Banyak lah rumah ini sudah sering dipakai syuting. Sampai sekarang yang nawarin juga banyak banget. Saya pikir sudah lah nggak usah lagi. Daripada mengganggu. Saya udah capek. Soalnya kalau dipakai syuting itu juga kita harus beres-beres, belum lagi barang-barang saya yang kecil-kecil banyak yang hilang," cerita Tin.

Kini, Tin dan Penny menikmati masa tua sambil menjaga kualitas rumahnya tetap apik, mengingat rumah peninggalan orang tuanya itu adalah cagar budaya. Rumah itu tak boleh dirombak sembarangan.

Tin berharap, para pengunjung bisa mengindahkan himbauan tersebut. Ia juga berharap supaya situasi lebih kondusif dan tetangga sekitar dapat kembali tinggal dengan nyaman di rumahnya masing-masing.

(aau/yum)


Hide Ads