Pemerintah India membuat kebijakan baru bagi turis yang ingin naik perahu di Sungai Gangga. Kini, tak boleh ada yang naik perahu di sungai tersebut saat malam hari.
Kebijakan ini diambil mengingat banyak insiden yang terjadi belakangan ini. Pada bulan Mei dan Juni lalu, kasus tenggelam meningkat.
Alhasil, pemerintah India membuat kebijakan baru tersebut. Dilansir dari detikTravel, kebijakan tersebut diambil secara kolaboratif dengan komunitas perahu di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak berwajib di India pun menambah pengawasan di sungai tersebut. Jumlah tim yang disiagakan ditingkatkan setiap akhir pekan. Empat pemantau dikerajkan termasuk dua unit NDRF dan dua regu polisi air di perahu.
Kebijakan ini mulai diterapkan. Mereka yang melanggar dan masih menerima turis naik perahu di jam malam atau pulul 20.30 waktu setempat akan dikenakan sanksi berupa penyitaan dan pembatalan lisensi.
Sungai Gangga sendiri merupakan sungai yang paling suci bagi masyarakat India khususnya umat Hindu. Sungai yang memiliki panjang 2.525 kilometer tersebut dianggap sebagai jelmaan Dewi Gangga yang memberi kesuburan dan pembersihan dosa dengan air.
Sungai itu pun dibuka untuk umum dan menjadi salah satu destinasi pariwisata. Turis bisa memesan tiket untuk menyusuri Sungai Gangga dengan harga Rp 170 ribu.
Selama perjalanan menyusuri sungai tersebut, turis bisa menyaksikan brahmana dan sadhu yang merupakan jubah kuning sedang melakukan ritual keagamaan dengan dupa, penerangan dan nyanyian himne kebaktian.
Namun meski dianggap suci, Sungai Gangga juga tak lepas dari permasalahan. Sungai tersebut masih berstatus sebagai sungai terkotor di dunia. Limbah industri, limbah manusia dan kegiatan keagamaan jadi penyebabnya.
"Sungai ini terkontaminasi bahan kimia beracun, limbah manusia, dan serpihan lainnya yang mengancam kesehatan dan tantangan ekologis yang serius," tulis Illuminem.
"Abu jenazah yang dihanyutkan ke sungai, pengawet kimia yang digunakan agar bunga jenazah tetap segar, dan para peziarah yang tidak pernah berhenti menjadi alasan Sungai gangga dipenuhi banyak bakteri kebal antibiotik," lanjut laporan tersebut.
Artikel ini sudah tayang di detikTravel, baca selengkapnya di sini
(bnl/dir)