Pahit-Manis Solo Trip ke Luar Negeri hingga Keindahan Konser Coldplay

Pahit-Manis Solo Trip ke Luar Negeri hingga Keindahan Konser Coldplay

Rindy Nurjanah - detikJabar
Minggu, 03 Mar 2024 12:45 WIB
Solo trip hingga nonton Coldplay.
Solo trip hingga nonton konser di luar negerai (Foto: Rindy Nurjanah/detikJabar).
Bandung -

Tak terpikirkan sebelumnya untuk melakukan solo trip ke luar negeri hanya untuk menyaksikan Coldplay band asal Inggris yang terkenal akan magic konsernya.

Sebelumnya kenalin dulu, aku Rindy (26), asal Bandung yang saat ini sedang bekerja di salah satu media online terbesar di Indonesia.

Flashback ke tahun lalu, awal mula perjalanan solo trip ini terjadi pada Juni 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mau iseng war tiket Coldplay di Singapura ah sekalian jalan-jalan," ucapku ke salah satu teman dekat bernama Ayu.

Tak berharap banyak, ternyata war Coldplay Singapura yang diketahui masuk ke websitenya saja sangat susah, tiba-tiba lancar hingga akhirnya berhasil mendapat kursi di CAT 7 tanggal 23 Januari 2024.

ADVERTISEMENT

Saat itu, tentunya kegirangan hingga sedikit tremor karena merasakan moment detik-detik war dengan hasil tangan sendiri. "Wishlist konser ke centang satu nih," kataku dalam hati.

Tanpa berpikir panjang, langsung memesan tiket pesawat pulang-pergi karena saat itu harganya sudah tinggi hingga dua kali lipat dari sebelumnya.

Singkat cerita, setelah mencari informasi melalui aplikasi TikTok. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke KualaLumpur terlebihdulu lalu dilanjutkan ke Singapura dan pulang lewat Johor menggunakan bus ke Kuala Lumpur. Karena harganya lebih murah dibandingan langsung dari Jakarta-Singapura maupun sebaliknya.

Lika-liku Perjalanan Solo Trip

Hingga tiba hari keberangkatan, Senin (22/01/2024) aku berangkat ke Bandara Soetta menggunakan travel tujuan Pasteur-Terminal 3 Soetta. Rasa degdegan, takut hingga excited, campur aduk kala itu. "Beneran solo trip sendiri ini teh," lagi-lagi kataku dalam hati.

Sampainya di Bandara Soetta, suasananya saat itu lumayan padat. Mulai dari muda-mudi hingga orang tua ada dengan tujuannya masing-masing. Hingga beberapa kali grup aamaah umroh juga terlihat menunggu keberangkatan ditemani sanak keluarganya.

Sambil menunggu keberangkatan sore hari pukul 16.15 WIB, siangnya memutuskan untuk makan siang karena perut sudah keroncongan. Sesudahnya, aku membuka laptop karena ada beberapa hal yang harus dikerjakan.

Karena memilih penerbangan sore hari, tentunya pemandangan kala di pesawat sangat indah. Pertama kalinya menikmati sunset di atas ketinggian hingga beberapa kali tertidur karena tidak bisa melawan kantuk.

Solo trip hingga nonton Coldplay.Solo trip hingga nonton Coldplay. Foto: Rindy Nurjanah

Oya, sekilas info bahwa waktu Malaysia 1 jam lebih cepat dari Indonesia. Pukul 19.30 waktu Malaysia aku landing di KLIA. "Ya Allah ini ambil bagasi kemana, bingung baru pertama kali. Ikutin orang Indonesia yang tadi satu pesawat deh," berbicara pada diri sendiri.

Aku bergegas berjalan cepat mengikuti orang-orang yang satu pesawat denganku hingga sampailah di imigrasi Malaysia. Seketika tempat imigrasi penuh dengan orang-orang dari berbagai negara. Mulai dari Korea, India hingga bule, dan seringkali juga menemukan orang Indonesia.

Tak terpikirkan bahwa saat itu di imigrasi Malaysia akan memakan waktu 2 jam lebih. Aku yang memiliki penerbangan lagi pukul 22.00 waktu setempat dari Kuala Lumpur ke Singapura merasa gelisah dan takut ketinggalan pesawat. Dan benar saja pukul 21.10 aku baru selesai mengambil bagasi.

Sebelumnya, saat pemeriksaan imigrasi itu lancar bahkan saat melontarkan pertanyaan petugasnya memakai bahasa Indonesia dengan logat melayu. Namun, saat aku bilang "aku ada flight lagi pukul 22.0 0,". Petugasnya syok dan bilang "wah kamu bakal ketinggalan pesawat, belum lagi dari sini ke KLIA 2," tegasnya.

Atas hal itu, aku langsung berpikir benar-benar sudah tidak bisa mengejar untuk chek in dan boarding. Hingga akhirnya aku berjalan santai mencari tempat duduk untuk mencari bus dari KLIA langsung Singapura.

Memang tidak ada yang bisa menduga kehendak Tuhan. Kala itu pukul 20.13 aku menelpon kerabat yang tinggal di Malaysia Kang Helmi untuk menanyakan memesan bus dari Bandara KLIA ke Singapura. Ternyata pukul 20.29 aku mendapatkan pesan dari Traveloka bahwa penerbangan KL-SG di reschedule menjadi pukul 22.45. Sontak aku bergegas menggeret koper yang cukup berat dari KLIA ke KLIA 2 menggunakan bus gratis dan berpikir semoga masih ada harapan.

Paniknya lagi, jarak dari KLIA ke KLIA 2 memakan waktu kurang lebih 15 menit belum lagi bus gratis yang disediakan mengetem setiap 15 menit sekali. Pukul 21.49 bus baru jalan ke KLIA 2.

"KLIA 2 bandaranya besar, kamu harus sedikit lari-lari kalo udah sampe. Semoga kekejar," kata Kang Helmi via telepon sebelum naik bus ke KLIA 2.

Dan benar saja, sesampainya di sana ternyata KLIA 2 counter tempat checkinnya ada di lantai 4 dan lantai 1-3 adalah mall. Meski lelah, saat itu aku geret koper dan sedikit lari-lari menuju esklator hingga lantai 4. Karena panik, saat itu tidak kepikiran kenapa tak naik lift agar lebih cepat.

Sampailah di lantai 4 22.00 waktu setempat dengan ngos-ngosan, terlihat suasana counter Airasia saat itu sudah sepi. Dan aku tetap nekat menanyakan apakah boleh check in karena penerbangan di reshedulle menjadi pukul 22.45 masih ada spare waktu 45 menit.

Dan 'tara' petugas counter Air Asia saat itu mengatakan "Mohon maaf miss, tidak bisa check in saat ini penumpang lainnya sedang boarding," katanya. Seketika kesal dengan diri sendiri dan mengatakan "Thank you" dengan muka jutek.

Ku geret koperku dengan lemas karena kelelahan berlari dan duduk menatap counter Airasia. 5 menit melamun sambil berpikir harus menemukan tiket bus ke Singapura malam ini juga.

Dengan nafas yang masih tak beraturan aku raih handphone yang digantung dengan lanyard di leherku dan membuka aplikasi Easybook untuk membeli tiket bus menuju Singapura. Aku temukan tiket bus dari TBS - Singapura pukul 11.30 waktu setempat dan membelinya.

Tanpa berpikir panjang, aku geret lagi koperku menuju pintu keluar KLIA 2 untuk mencari transportasi ke TBS. Suasana kala itu cukup ramai dan aku mendapatkan taxi pukul 22.44 dari KLIA 2 ke TBS dengan harga 100 ringgit atau Rp 330.000 rupiah. "Mahal banget, tapi gapapalah yang penting sampe," ucapku.

Kupikir saat itu langsung naik taxi tapi ternyata harus menunggu 15 menit lagi karena sistemnya satu orang stay di KLIA 2, jika sudah oke dengan penumpang barulah memanggil drivernya.

Pukul 23.05 aku baru duduk di taxi yang mahal itu. Dengan kondisi yang sudah kelelahan dan masih kesal karena ketinggalan pesawat.

"Sir, aku ada bus pukul 11.30," kataku kepada driver dengan singkat.

"Wah ketinggalan kamu ini, harus beli lagi tiket bus. Tapi kita coba dulu saja," katanya dengan logat melayu.

Solo trip hingga nonton Coldplay.Solo trip hingga nonton Coldplay. Foto: Rindy Nurjanah

Mendengar hal itu, rasa kesal, mau teriak, nangis, kelelahan rasanya semua menjadi satu hingga tidak bisa berkata-kata lagi dan hanya duduk sambil menyender serta menatap jam di ponsel.

Pas pukul 11.30 waktu setempat aku sampai di TBS tempat naik bus. Sampai di TBS aku kelelahan dan kebingungan mencari tempat check in bus tujuanku. Namun, kala itu karena sudah kesal hingga cape sekali aku memutuskan untuk mengantre di counter dan berniat membeli lagi tiket bus TBS langsung ke Singapura karena pasti sudah ketinggalan bus lagi.

"I want to go Singapura. You have ticket bus tonight?," ucapku dengan lemas.

"Nothing. Tuesday at 2.45 am ready," sahutnya.

"Ya, im order one," lanjutku.

"Akhirnya bisa istirahat dulu Ya Allah," kataku bergumam.

Range harga bus dari TBS ke Singapore berbeda-beda disesuaikan dengan kenyamanan busnya mulai dari Rp 120.000 hingga Rp 500.000. Tiket pertama ku beli seharga Rp 172.000 dan tiket ke dua pukul 2.45 am ku beli dengan harga Rp 120.000 jika dirupiahkan.

Tak terasa hari sudah berganti, Selasa (23/01/2024). Kala itu aku sedang berada di TBS menunggu perjalanan bus dini hari. Saat itu suasananya lengang dan banyak orang beristirahat di kursi yang disediakan di terminal itu hingga ada yang duduk selonjoran di lantai.

Sambil menunggu bus, aku berkeliling melihat ada apa saja di sana karena perut sudah keroncongan setelah lari kesana-kemari dengan menenteng koper. Hanya ada beberapa minimarket di lantai 1 yang buka. Aku sambangi salah satu minimarket dan memutuskan membeli roti dan susu dan permen untuk mengganjal perut.

Perasaan saat itu sudah mati gaya, menunggu pukul 2.45 am terasa lama sekali hingga resah dan tak sabar untuk naik bus lalu tidur.

Akhirnya yang ditunggu tiba, bus tujuanku datang dan langsung cepat-cepat menyimpan koper di bagasi dan duduk ditempat dudukku ke dua terakhir. Tak kuat menahan kantuk, akupun terlelap.

Oiya, jika detikers berniat untuk liburan ke Malaysia, diwajibkan untuk mengisi dahulu Malaysia Digital Arrival melalui website https://imigresen-online.imi.gov.my/mdac/main tiga hari sebelum keberangkatan. Karena nantinya akan dicek saat detikers melakukan pengecekan imigrasi Malaysia oleh petugas.

Selain itu, karena aku memilih jalur melalui Malaysia ke Singapura. Maka, nantinya akan cek imigrasi sebanyak dua kali. Sebelum keluar Malaysia dan sebelum masuk Singapura.

Selasa (23/01/2024) pukul 07.26 waktu Malaysia aku tiba di imigrasi Malaysia, suasana kala itu sangat ramai sekali, orang-orang terlihat berjalan cepat untuk mengantri imigrasi. Tiba saat pengencekan oleh petugas lancar sekali, karena aku sudah memiliki tiket pulang, booking hotel hingga mengisi Malaysia Digital Arrival.

Sesudah pengecekan aku berjalan kembali ke bus yang sebelumnya aku tumpangi dan melanjutkan perjalanan ke Singapura dan sampai di imigrasi Singapura pukul 08.45 waktu Singapura.

Berbeda dengan Malaysia, imigrasi Singapura sudah menggunakan teknologi scan saat pengecekan. Aku hanya perlu me-scan passportku dan menunjukkan wajah ke camera scan yang tersedia lalu scan jari telunjuk. Namun, setiap pengecekan tentunya dijaga ketat oleh petugas.

Dan setelah melalui perjalanan dengan waktu tempuh 6 jam 30 menit akhirnya aku sampai di Singapura.

Keseruan Nonton Konser Coldplay

Di Singapura aku menginap di KINN Capsule yang berada di daerah North Bridge. Pukul 15.00 waktu Singapura aku tiba di tempat menginap dan bergegas mandi dan bersolek untuk siap-siap menonton Coldplay ke National Stadium Singapura.

Salah satu yang paling disukai saat tiba di Singapura adalah transportasinya, yakni MRT. Karena di Bandung tak ada MRT antar daerah hanya Jakarta saja, jadi saat menggunakan MRT di Singapura sangat senang karena selain cepat, petunjuk rutenya jelas, hanya perlu tap menggunakan cardless. Selain itu, setiap sudut gedung di sini juga sangat estetik. Serta tempat makan yang sudah self service. Namun, sayangnya cuacanya sangat panas hehe.

Oya, saranku jika mau trip ke Singapura usahakan tempat menginap detikers dekat dengan stasiun MRT sehingga kalo mau kemana-mana itu mudah tak perlu berjalan jauh.

Sebenarnya ada beberapa opsi untuk detikers menggunakan tranportasi di Singapura yakni MRT, Bus ataupun taksi online. Namun, aku lebih suka memakai MRT karena lebih mudah dan tentunya cepat.

Jarak dari penginapanku ku ke stasiun MRT terdekat menuju Stadium 17 menit, cukup jauh. Namun, aku sangat menikmatinya meskipun kaki sudah terasa pegal-pegal. Saat berjalan kaki suasana lalu lintas kala itu lengang dan banyak orang juga sedang berjalan kaki menuju tujuannya masing-masing.

Sampailah di stasiun MRT Esplanade line orange. Kala itu gerbong MRT menuju stadium cukup penuh dan terlihat kursi juga tak ada yang kosong. Perjalanan dari stasiun Esplanade ke Stadium hanya 10 menit.

Dan tibalah di Stadium National Singapura. Seperti diketahui Stadium ini merupakan stadion terbesar yang dimiliki oleh Singapura dan bisa menampung hingga 55.000 orang. Tak hanya itu, stadion ini juga memiliki desain kubah terbesar di dunia loh detikers dengan atap yang bisa dibuka dan ventilasi alami.

Pukul 16.25 waktu Singapura, National Stadium sudah dipadati para penonton dari berbagai negara. Ada yang mengantri merchandise, berswafoto dengan kerabat di depan stadium hingga mengantri photobooth gratis yang disediakan promotor salah satunya aku.

Solo trip hingga nonton Coldplay.Solo trip hingga nonton Coldplay. Foto: Rindy Nurjanah

Belum melihat konsernya saja sudah campur aduk rasanya, mulai dari lelah, senang hingga terharu.

Pukul 17.00 aku sudah mengantri untuk masuk ke Stadium, tapi senang rasanya karena saat itu meskipun banyak sekali orang dan mengantri sangat panjang namun sangat sat set petugasnya. Mulai dari pengecekan tiket, pengecekan tas dan body hingga scan barcode tiket.

Saat pertama kalinya masuk National Stadium Singapura, sungguh dibuat takjub. Aku duduk di tribun cat 7, section 637 row R seat 17. "Bagus banget, gak nyangka bisa nonton di sini," kataku bergumam.

Hari pertama konser world tour Coldplay bertajuk Music of the Spheres di Singapura ini dibuka oleh special guest Jinan Laetitia, penyanyi muda asal Indonesia. Seperti diketahui bahwa Jinan akan menjadi pembuka konser Coldplay selama 6 hari yakni 23, 24, 26, 27, 30 dan 31 Januari. Salah satu tembang lagu yang dinyanyikan saat itu bertajuk 'Symbols;.

"I'm this close to sprinting for a way out
Dip my toes in red, in holy blood

All I needed was a sign, sign"

Selain Jinan Laetitua, penyanyi asal Singapura Jasmine Sokko yang merupakan penyanyi pop elektronik itu juga ikut meramaikan dan menjadi pembuka di konser Coldplay. Saat menyanyikan lagu terakhir berjudul "Tired", siapa sangka penonton di stadium memberikan flashlight untuk Jasmine Sokko sehingga membuat National Stadium kala itu sangat indah diterangi flashlight.

Hal yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, saatnya Coldplay bernyanyi. Lampu stadium kala itu dimatikan dan dari bigscreen terpampang sebuah video para personil Coldplay di backstage berjalan menuju panggung diawali dengan Will Champion sebagai drumer dan perkusionis, diikuti Guy Berryman sebagai bassis, lalu Jonny Buckland gitaris dan terakhir Chris Martin sang vokalis. Sontak hal itu membuat para penonton teriak dan tak sabar bertemu dengan sang idola.

'Higher Power' menjadi lagu pertama yang dinyanyikan Coldplay saat konser di Singapura. Tentunya lagu pembuka itu disambut para penonton dengan teriakan sembari mengangkat tangan yang telah dipasang light hand sembari nyanyi berbarengan.

Aneh tapi nyata, meskipun lagu yang dibawakan energik seketika air mataku berjatuhan. Iya! nangis terharu, tidak menyangka bisa menonton Coldplay band yang disukai sejak 2018 lalu. Kuseka air mataku dan melanjutkan bernyanyi.

"Everybody let's go!" ucap Chris Martin

Lagu kedua yang dinyanyikan adalah salah satu favorite aku yakni Adventure of a Lifetime. Benar-benar dibuat takjub, permainan lampu hingga bola-bola besar di area standing menambah keindahan terlihat di bangku tribun.

"Now I feel my heart beating

I feel my heart beneath my skin

I feel my heart beating

Oh, you make me feel

Like I'm alive again

Alive again"

Tak diberi jeda, Chris Martin melanjutkan lagu selanjutnya yang berjudul 'Paradise'. Lagu yang dirilis pada tahun 2011 itu membuat semua orang bernyanyi dengan lantang.

Setelah dibuat jingkrak-jingkrak, dilanjutkan dengan lagu galau bertajuk 'The Scientist'. Pada saat melantunkan lagu ini kocaknya piano Chris tiba-tiba tidak menyala.

"What's going on with the piano? let's fix. Hold up should we stop. I don't know okay," tanya Chris sambil menoleh ke arah timnya.

"Hey you're so perfect, you sound amazing and we have a broken piano and we're going to fix it and then we're going to song together and it's gonna be amazing. We can do it on guitar too. You sure what i mean," lanjutnya.

Lagu 'The Scientist' pun dilanjutkan dengan diiringi gitar. Dan Chris Martin dan penonton kompak menyanyikan lagu tersebut.

Viva da Vida menjadi lalu keempat yang dibawakan Coldplay saat konser, siapa yang tak hapal dengan lagu yang dirilis pada 2008 ini. Saking populernya lagu ini menempati urutan nomor satu pada Billboard hot 100 di awal perilisannya dan mendapatkan penghargaan Grammy Award dalam kategori Song og the Year.

Tentunya setiap konser dalam world tour ini Chris Martin akan mengajak salah satu penonton untuk naik ke atas panggung dan menyanyikan lagu request-an. Kala itu salah satu penonton me-request lagu 'Everglow' karena baru kehilangan orang tuanya. Lagu tersebut tentu membuat orang yang mendengarnya hanyut di setiap liriknya.

"Oh, they say people come, say people go

This particular diamond was extra special

And though you might be gone, and the world may not know

Still I see you, celestial,"

Tak sampai di situ saja detikers, konser semakin malam semakin magical ketika Coldplay membawakan lagu 'Yellow'. Seketika warna light hand di tangan berubah menjadi yellow satu stadium. Apalagi ketika satu stadium menyanyikan reffnya. Merinding.

"Your skin, oh yeah, your skin and bones

Turn into something beautiful

And you know, you know I love you so

You know I love you so,"

Tak ketinggalan, lagu 'My Universe' yang berkolaborasi dengan grup K-Pop asal Korea Selatan yakni BTS juga dilantunkan. Saat para member BTS muncul di layar big sreen, disambut teriakan histeris oleh para penonton.

"You (you), you are (you are) my universe

And I (I) just want (just want) to put you first

And you (you), you are (you are) my universe

And you make my world light up inside

My universe (you, you are)

My universe (I just want)

My universe (you, you are my universe, and I)

My universe"

Selain itu, salah satu lagu yang ditunggu oleh para penonton yaitu A Sky Full Of Stars juga tak lupa untuk dinyanyikan. Terlihat semua penonton memegang gadgetnya masing-masing untuk membuat transisi video yang viral dengan lagu ini.

Selain itu, tembang seperti Hymn For The Weekend, Charlie Brown, Human Heart, People Of The Pride, Clock, Something Just Like This, Midnight, Sparks.

Fix You, lagu fenomenal dan ikonik ini juga yang paling ditunggu-tunggu oleh para penonton. Saat lagu ini dinyanyikan ada beberapa bola yang seakan-akan planet diterbangkan di atas para penonton area standing. Jika di lihat di bangku tribun sangat indah sekali, ditambah permainan lampu membuat konser ini benar-benar magical.

"Lights will guide you home

And ignite your bones

And I will try to fix you"

Konser ini ditutup dengan lagu 'Biutyful', makna dari lagu ini sendiri yakni memberikan semangat dan pesan positif untuk para pendengarnya agar mencintai dirinya sendiri.

Tak terasa 20 lagu telah dinyanyikan oleh Chris Martin dan geng. Di konser ini aku benar-benar dibuat terharu hingga meneteskan air mata. Di bangku tribun visual yang disuguhkan sangat apik membuat para penonton takjub dan benar-benar menjadi konser magical yang indah. Ini adalah experience yang sangat tak terlupakan dan berkesan di hati. Tak sedikitpun adanya rasa penyesalan jauh-jauh ke luar negeri hanya untuk menyaksikan konser Coldplay.

Next, solo trip ke mana lagi ya?

Halaman 2 dari 2
(mso/mso)


Hide Ads