Pakai Teknologi Kekinian, Serunya Belajar Sejarah di Museum Gedung Sate

Pakai Teknologi Kekinian, Serunya Belajar Sejarah di Museum Gedung Sate

Naufal Nabilludin - detikJabar
Minggu, 25 Feb 2024 17:00 WIB
Siswi SMP Binaul Ummah, Kuningan melihat koleksi museum Gedung Sate.
Siswi SMP Binaul Ummah, Kuningan melihat koleksi museum Gedung Sate. Foto: Naufal Nabilludin/detikJabar
Bandung -

Nurlaila Khairunnisa siswi kelas 2 SMP Binaul Ummah Kuningan takjub ketika pertama kali memasuki museum Gedung Sate, Kota Bandung. Ia tampak antusias melihat dan membaca perjalanan sejarah Kota Bandung dan Jawa Barat di depan pintu masuk museum.

Siswi yang akrab disapa Lala ini datang bersama 120 siswi lainnya dan beberapa guru. Mereka menempuh perjalanan selama tiga jam menggunakan bus untuk mempelajari sejarah Jawa Barat lewat beberapa museum. Salah satunya Museum gedung sate.

"Ternyata belajar di museum itu nggak membosankan, apalagi kalau ada teknologinya kayak gini," kata Lala saat diwawancarai detikJabar, Kamis (22/02/2024)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak Desember 2017, museum Gedung Sate yang berada di lantai dasar bagian timur ini menjadi wisata sejarah yang ramai dikunjungi pelajar maupun umum. Mengusung konsep 'Smart Museum', museum ini menyajikan sejarah secara menyenangkan melalui teknologi digital yang interaktif.

Lala dan teman-temannya tenggelam dalam keasyikan menikmati sajian sejarah pembangunan Gedung Sate yang dibangun 1920 dengan gaya arsitektur neoklasik. Bukan hanya lewat tulisan, melainkan juga lewat visual interaktif.

ADVERTISEMENT

"Keren banget teknologinya, bisa bikin museum jadi menyenangkan," ujar Lala.

Selain sejarah pembangunan, museum ini menyimpan koleksi benda-benda yang digunakan pada masa awal Gedung Sate, seperti sirine, telepon kabel, dan kaca patri. Tokoh-tokoh yang menempati Gedung Sate, termasuk sejarah tentang gubernur Jawa Barat di setiap periodenya juga ditampilkan dalam interactive glass.

Setelah melihat-lihat koleksi gedung sate, sebagian siswa masuk ke studio untuk menonton film sejarah pembuatan Gedung Sate yang berdurasi tujuh menit. "Dengan mengunjungi museum seperti ini, anak-anak tidak hanya belajar sejarah dari buku. Tapi juga bisa datang ke tempatnya langsung, apalagi jika kemasan museumnya menarik seperti ini dengan teknologi yang interaktif," ujar Lia Azizatul, wali asrama Binaul Ummah.

Di setiap lorong museum ada interaktif floor warna-warni, membuat suasana museum menjadi asik dan menyenangkan. Ruang Augmented Reality (AR) menjadi salah satu spot yang banyak menarik perhatian siswi. Berdiri di depan layar LED membuat mereka seolah-olah ikut membangun Gedung Sate.

"Kalau museumnya asyik dan menyenangkan seperti ini, aku yakin anak muda akan sering ke museum buat belajar sejarah," kata Hasna, siswi SMP Binaul Ummah.

Ada juga ruang Virtual Reality 3D yang akan mengajak pengunjung mengelilingi Gedung Sate secara visual dengan menaiki balon udara. Namun, sayangnya, kacamata VR yang akan digunakan tidak tersedia saat itu.

Lala dan Hasna berharap museum-museum lainnya bisa berinovasi seperti museum Gedung Sate. Supaya lebih menyenangkan dan banyak dikunjungi oleh pelajar dan anak-anak muda.

"Semoga semua museum bisa menyenangkan dengan menggunakan teknologi seperti di museum Gedung Sate ini," kata siswi kelas 2 SMP itu.

Setelah 30 menit asyik mempelajari sejarah dengan teknologi yang interaktif. Siswi SMP Binaul Ummah jalan menuju keluar museum. Namun, keasyikan belum usai. Di sepanjang jalan keluar ada lukisan panjang tentang budaya Jawa Barat. Mereka pun kembali mengabadikan momen.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads