Pelaku Wisata Keluhkan Sepinya Pangandaran Saat Hari Biasa

Pelaku Wisata Keluhkan Sepinya Pangandaran Saat Hari Biasa

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Senin, 29 Jan 2024 21:30 WIB
Wisata di Pangandaran.
Wisata di Pangandaran. Foto: Aldi Nur Fadilah
Pangandaran -

Kunjungan ke objek wisata (obwis) Pangandaran sepi ketika weekdays dirasakan para pelaku wisata. Mereka yang berkiprah di dunia pariwisata merasakan dampak sepinya wisatawan saat hari-hari biasa.

General Manager (GM) The Arnawa Hotel Aby Kuswanto mengatakan kunjungan di Pangandaran saat weekday masih sepi. Meskipun ada perbedaan dari tahun sebelumnya. Ia pun mengaku perbandingan okupansi hotel saat weekdays dan weekend berbeda jauh.

"Okupansi hotel saat weekdays dan weekend memang cukup jauh. Dilihat dari data Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) kunjungan weekdays okupansi hotel di Pangandaran hanya 20%, dan weekend 90%," kata Aby Kuswanto, Senin (29/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, sepinya wisatawan ke Pangandaran ada berbagai faktor, salah satunya kurangnya event dan kepentingan wisatawan untuk berlibur saat weekdays.

"Kan orang ke Pangandaran itu ada dua kepentingan. Untuk berlibur ataupun melakukan kunjungan kerja (kunker). Nah sementara untuk liburan study tour belum begitu masif," katanya.

ADVERTISEMENT

Sementara, saat ini study tour masih ramai ke Jakarta, Jogja dan Bandung, karena ada agenda pembelajaran sehingga ada alasan berlibur sambil belajar. Selain itu, Aby mengatakan Pangandaran membutuhkan kalender of event untuk memicu wisatawan masuk.

"Artinya event yang diselenggarakan weekdays bisa memicu wisatawan masuk," ucapnya.

Untuk mengelola itu semua, Aby mendorong agar Pemda segera menindaklanjuti pembentukan Badan Promosi Daerah (BPD). "BPD ini nantinya yang mengelola destinasi manajemen. Karena kelemahan kita itu memang di promosi dan manajemen destinasi," katanya.

Ia mengatakan semuanya bisa kolaborasi antara sektor pemerintah dan organisasi pariwisata, seperti PHRI, ASITA, IHGMA, HIPMI dan stakeholder lain yang peduli terhadap perkembangan pariwisata. salah satunya kurangnya event, kepentingan wisatawan untuk berlibur saat weekdays.

"Jadi kami meminta segera pembentukan BPD, corong informasinya kita jelas melalui mana mananya," katanya.

Senada dengan Aby, Ketua DPC Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Pangandaran, Adrianus Eko Saputro mengatakan kelemahan destinasi disini (Pangandaran) memang ramai kalau weekend. "Jadi banyak pelaku wisata yang dapat uang dari weekend, hasilnya dinikmati ketika weekdays. Tentu tidak seimbang," kata Ardianus.

Ia mengatakan kalau mau weekday ramai, harus ada daya tarik, karena weekday itu kan identik dengan rapat atau kegiatan kerja. "Jadi bisa juga daya tarik wisata untuk pelajar gitu. Karena sepinya bukan di Pantai Pangandaran saja, tapi dibeberapa objek wisata lainnya," ucap dia.

Adrianus juga mengingatkan agar pembentukan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BBPD) segera dirampungkan, karena ini menjadi penting ketika sudah terbentuk.

"Karena di setiap daerah pariwisata itu ada BPD, cuma di Pangandaran aja belum ada, daerah-daerah wisata lain atau di dunia itu ada badan promosi khusus yang menangani pariwisata atau minimal ada konsultan pariwisata," ucapnya.

Menurut dia, BPD punya tugas khusus nanti, bukan cuma untuk pariwisata, tapi bisa menarik investor. "Memang problem semua pariwisata itu di weekday, nah di Pangandaran itu belum ada rujukan untuk orang berkunjung saat weekday. Intinya belum ada alasan yang tepat untuk orang datang," kata dia.

Ia meminta agar pembentukan BPD didalamnya tidak ada unsur birokrat, karena bisa ada kendala, sebaiknya diwakilkan oleh beberapa elemen kepentingan yang fokus di dunia pariwisata. "Karena pembentukan badan promosi secara nasional ada Kepresnya dan daerah juga ada Perbupnya," ucap dia.

Sementara itu, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Pangandaran, Shenna Rizkantya mengatakan kunjungan wisatawan ke Pangandaran di weekday ini yang dirasakan kurang begitu ramai.

"Saya pikir penyebabnya cukup jelas, karena weekday ini merupakan hari kerja dan hari sekolah. Walaupun sebenarnya, masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memberikan solusi dalam persoalan ini, yaitu dengan promosi dan inovasi," katanya.

Mengingat potensi pariwisata di Pangandaran, kata Shenna, ini cukup luar biasa apabila bisa dioptimalkan dengan baik.

"Terkait solusi, kita bisa melakukan beberapa cara untuk mengoptimalkan kunjungan wisatawan di weekday," ucapnya.

Shenna mengatakan, untuk menarik kunjungan bisa melakukan dengan memulai penawaran segmen MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) kepada korporat, dan instansi, ada optimalisasi penyelenggaraan Event dan membuat penawaran harga yang lebih kompetitif, seperti diskon atau program bundling.

"Tentu inovasi ini juga harus didorong dengan komunikasi yang lebih efektif. Disitulah urgensi Pemerintah Kabupaten Pangandaran untuk segera mempertimbangkan reaktivasi BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah) yang sudah lama vakum, bahkan belum dibentuk," ucapnya.

Upaya Pemkab Tarik Wisatawan

Kepala Bidang Promosi di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran, Hermawan mengatakan untuk saat ini upaya menarik wisatawan saat weekdays dengan membuka wisata edukasi.

"Saat ini kami mulai berbenah agar bagaimana pengunjung wisatawan tetap ada saat weekdays," katanya saat dihubungi detikJabar.

Menurutnya, salah satu upaya Disparbud dengan membuka akses wisata edukasi untuk liburan anak sekolah seperti, kunjungan ke Perpusda Pangandaran, aquarium Indonesia, museum nyamuk dan konservasi penyu Batuhiu.

"Keempat destinasi itu saat ini mulai kami tawarkan ke agen tour travel," katanya.

Namun, kata dia, memang untuk event-event di Pangandaran belum ada yang rutin dan terprogramkan. "Ya mudah-mudahan memang jika ada masukan, dan permintaan even kami sangat terbuka untuk kolaborasi," ucapnya.

Sementara itu, untuk pembentukan BPD pihaknya masih menunggu keputusan dari Bupati Pangandaran. "Kalau untuk pembentukan BPD itu harus ditanyakan kepada Bupati Pangandaran karena kebijakan daerah," tutupnya.

(sud/sud)


Hide Ads