Heritage Batu Lumpang mulai dibuka menjadi objek wisata oleh warga setempat sejak tahun 2016. Destinasi tersebut berlokasi di Dusun Dukuh Satu, Desa Parakanmanggu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.
Ada rentetan batuan besar yang diduga sudah berusia ribuan tahun, bahkan di puncak Batu Lumpang terdapat prasasti yang menyerupai cowet berbentuk bulat. Bahkan, menurut warga setempat batuan lonjong panjang yang ikonik di lokasi tersebut telah hilang.
Sejauh 200 meter dari bukit Batu Lumpang terdapat sebuah goa yang memiliki panjang kedalaman sejauh 300 meter.
Tour Guide Objek Wisata Batu Lumpang Yadi (32) mengatakan di Batu Lumpang terdapat sebuah prasasti atau petilasan Lumpang, mutu dan coet. "Petilasan itu sebagai bukti bahwa pernah ada orang yang tinggal di sana," kata Yadi kepada detikJabar, Senin (18/12/2023).
Menurutnya, orang yang pertamakali menemukan Batu Lumpang itu bukan warga lokal, melainkan orang luar daerah. "Waktu itu lupa tahunnya berapa, tapi ada orang luar daerah yang ke sini dan bilang ke warga bahwa ada Batu Lumpang di atas bukit ini, bahkan dia mendapatkan info itu dari mimpi," ucapnya.
![]() |
Kemudian, kata Yadi, karena warga setempat di bawah bukit Batu Lumpang mayoritas umat muslim, maka mereka hanya mempercayainya sebagai sebuah historis atau cerita rakyat.
"Ya meski tempat ini sempat menjadi sasaran lokasi tapa atau meditasi berbagai masyarakat dari berbagai daerah," katanya.
Karena dinilai bertentangan dengan adat masyarakat setempat, menurut Yadi, Batu Lumpang menjadi destinasi wisata. "Sehingga istilah lokasi tapa dan sebagainya sudah hilang, ya kan kita sekarang menyebutnya Heritage Batu Lumpang," ucap dia.
Yadi mengatakan baru tahun 2016 Batu Lumpang menjadi objek wisata di Pangandaran yang menyuguhkan panorama alam, sungai, wisata air, body rafting dan jelajah goa.
Menurut dia, terkait batu lonjong di atas bukit yang hilang itu dulunya dipercaya masyarakat sebagai ciciren (ciri). "Misalnya kalau ada yang punya niatan atau hajat, dapat mengangkat batu tersebut artinya semuanya lancar, begitupun sebaliknya," kata dia.
Sementara itu, saat ini batuan purba yang sudah ribuan tahun itu sebagian tertutup ilalang, bahkan tertimpa tanah dan pepohonan (sud/sud)