Mulai 1 Januari 2024 nanti kawasan Pulau Kunti di Geopark Sukabumi bakal tertutup untuk aktivitas apapun kecuali untuk pendidikan dan penelitian. Bagaimana pengelola kapal wisata menyiasati itu?
Saman, mantan Geopark Ranger yang kini beraktivitas melayani wisatawan di kawasan Dermaga Palangpang, Ciwaru mengatakan spot layanan kapal wisata bakal bertambah, pengunjung bakal disuguhkan spot wisata yang lebih atraktif.
"Nanti ada spot yang baru seiring dengan dilarangnya Pulau Kunti untuk dimasuki. Kita wisatanya muter, ada 5 destinasi wisata yang kita suguhkan, menyesuaikan aturan nantinya edukasi dan geologi kita merapat ke satu pulau, ada penjelasan dari pemandu setelah itu ke pulau lain," kata Saman saat dihubungi detikJabar, Sabtu (2/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saman juga menjelaskan, bakal ada wisata atraktif snorkling bagi yang ingin melihat dunia bawah laut di kawasan geosite berusia puluhan juta tahun. Wisata itu bakal tetap ada dengan posisi wisatawan tetap di atas perahu.
"Setelah dari 5 spot dikunjungi, berakhir dengan snorkling. Mungkin dari atas perahu ya, karena lokasinya di sekitaran area Pulau Kunti," jelas Saman.
"Aman wisata snorkling hanya tidak bisa merapat ke pasir putihnya, kita hanya di atas kapal seperti di luar negeri, tidak harus berhenti di satu tempat atau satu geosite, nanti turun di Taman Mangrove, hutan mangrove, pedagang segala macam di Taman Mangrove," tambah Saman.
Lalu trek mana saja yang rencananya akan dikunjungi oleh kapal wisata nantinya?
"Pertama kita berangkat dari Dermaga Palangpang, tujuan pertama Pulau Mandra, setelah itu ke Lava Basal berupa gugusan batuan basal berusia 60 juta tahun, setelah itu ke Pulau Kunti berusia 65 juta tahun. Masuk ke Goa Purba dan snorkeling, kalau masih berminat bisa ke spot Batu Batik atau site Punggung Naga," ungkap Saman.
Sebelumnya Saman sempat mencoba menawar aturan yang akan diberlakukan Resor Cikepuh terkait larangan Pulau Kunti untuk dimasuki. Larangan itu dibuat karena terkait aturan Cagar Alam (CA) dan kawasan konservasi.
Diketahui, kawasan yang berada di area inti Ciletuh Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGG) Kabupaten Sukabumi ini mulai 2024 harus steril dari manusia dan aktivitasnya.
"Kalau (pengelola) wisata lokal, kita dirugikan sebenarnya, karena wisatawan itu ketika berkunjung itu renang. Memang ada spot renang di kawasan hutan Mangrove, namun airnya agak keruh berbeda dengan Pasir Putih di kawasan Pulau Kunti," kata Saman, pengelola kapal wisata saat dihubungi detikJabar, Jumat (1/12/2023).
(sya/sud)







































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 