Sejak Oktober lalu, Museum Geologi mengadakan agenda Day & Night at the Museum. Agenda ini hanya berlangsung selama sehari dalam sebulan. November ini, Museum Geologi kembali mengadakan kegiatan yang sama dengan tema berbeda.
Agenda Day & Night at the Museum ini mulanya sebagai bentuk perayaan Hari Ulang Tahun Pertambangan dan Energi ke-78 yang jatuh pada 28 September. Mengusung tema "Teknologi Modern untuk Geologi dan Industri", kegiatan ini berlangsung pada 7 Oktober 2023.
Bulan ini, Day & Night at the Museum dilaksanakan pada Sabtu (4/11). Peduli lingkungan diangkat menjadi tema besar bertajuk "NovemBerjuang".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Halaman depan Museum Geologi disulap seketika dengan kehadiran panggung, sejumlah stan, serta meja dan bangku untuk pengunjung. Kegiatannya pun beragam. Mulai dari sharing session bertajuk "Aksi Nyata untuk Bumi Lestari", workshop menanam pohon, read aloud perihal bencana geologi, hingga berbagai penampilan seni langsung dari anak sekolah dasar yang berpartisipasi.
Di malam hari, halaman Museum Geologi tampak lebih cantik dengan lampu yang menghiasi sekaligus menjadi pencahayaan di atas meja dan bangku. Sesaat sebelum penampilan dari SD Abu Seno dan SDN 265 Bandung Kulon, hujan turun membuat seluruh pengunjung mengungsi ke tempat yang teduh, tak terkecuali panggung.
Di sela hujan yang tidak begitu deras itu, pembawa acara mengajak pengunjung untuk berdoa agar hujan berhenti sehingga kegiatan bisa dilanjutkan. Tak lama setelahnya, hujan benar-benar berhenti. Pengunjung mulai beranjak dari tempat teduh. Pengisi acara juga mulai mengambil tempat di depan pintu masuk museum.
Sementara itu, pengunjung tetap bisa melakukan penelusuran ke dalam museum. Biaya masuk pun masih sama seperti hari biasa. Di mana, pelajar dan mahasiswa dikenakan harga Rp2.000,- per orang, masyarakat umum dikenakan Rp3.000,- per orang, dan turis dikenakan biaya sedikit lebih mahal, yaitu Rp5.000,-.
Tidak banyak hal yang berbeda pada kunjungan malam Museum Geologi ini. Satu hal yang menjadi pembeda adalah, ruang tengah museum yang lebih redup karena tidak ada cahaya matahari yang masuk dari jendela dan pintu. Pada kunjungan biasa, ruang tengah museum bermandikan cahaya dari jendela dan pintu yang terbuka.
![]() |
Sementara ruangan berisi peninggalan sejarah memang terlihat redup karena sumber cahaya yang minim dan lebih dominan dengan warna yang hangat. Namun, jendela besar yang terbuka memberikan ruang bagi cahaya untuk memberikan penerangan tambahan. Di malam hari, ruangan terasa lebih dingin karena minim pencahayaan.
Selain itu, pada kunjungan hari biasa, Museum Geologi selalu diramaikan oleh rombongan anak sekolah. Sementara pada kunjungan malam, museum terkesan lebih senyap dan terasa nyaman sambil menelusuri tiap sudutnya.
Sayangnya, ruang Sejarah Kehidupan yang berisi peninggalan sejarah manusia purba sedang dalam tahap renovasi, sehingga pada kunjungan kali ini, pengunjung tidak bisa melihat langsung isi ruangan tersebut. Namun, melihat jadwal renovasi yang selesai pada akhir November ini, besar kemungkinan ruang menarik ini bisa dikunjungi pada Day & Night at the Museum berikutnya pada Desember nanti.
![]() |
Seorang pengunjung bernama Rissa mengutarakan bahwa tujuan awalnya ke Museum Geologi kali ini adalah ruangan tersebut. Meskipun begitu, Rissa masih menikmati kunjungannya tersebut.
"Tadinya sih pengen lihat rangka atau tengkorak. Siapa tahu vibes-nya jadi beda gitu kalau malam, tapi ternyata nggak ada. Tapi masih seru sih, di luar juga ada hiburan sama makanan," terang Rissa.
Agenda Day & Night at the Museum ini tidak berhenti sampai di sini saja. Pada bulan Desember mendatang, agenda ini akan kembali hadir pada tanggal 2 Desember 2023 dengan tema yang berbeda lagi.
(yum/yum)