Jika kamu pernah berkunjung ke Kota Bandung tentunya kamu sudah tidak asing dengan salah satu ikon nya yaitu Gedung Sate. Ikon Provinsi Jawa Barat tersebut terletak di tengah Kota Bandung dan menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi oleh wisatawan saat berkunjung ke Kota Bandung.
Gedung yang sudah berdiri kokoh sejak tahun 1924 tersebut mulai dibangun pada tahun 1920 dengan ciri khas desain arsitektur bergaya neo klasik yang populer pada masa Hindia Belanda. Disebut Gedung Sate karena pada bagian atap gedung terdapat 6 tusuk sate yang melambangkan biaya pembangunannya sebesar 6 juta gulden.
Di dalamnya terdapat museum yang bisa dikunjungi oleh wisatawan jika berkunjung ke Gedung Sate. Museum tersebut banyak menyimpan koleksi benda-benda pada masa awal Gedung Sate dijadikan tempat pemerintahan dan menceritakan sejarah tokoh-tokoh yang menempati Gedung Sate.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Museum Kota Bandung Kembali Dibuka! |
Sebelum memasuki museum, barang bawaan kamu akan diperiksa terlebih dahulu oleh petugas untuk memastikan tidak ada barang-barang yang dilarang. Setelah melalui pemeriksaan oleh petugas, selanjutnya akan diarahkan untuk menuju loket pembayaran tiket masuk museum Gedung Sate.
Saat memasuki ruang museum, kamu langsung disambut dengan timeline sejarah Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat yang dimulai sejak tahun 1810 hingga 1924. Beranjak dari timeline sejarah tersebut, selanjutnya kamu akan melihat segala bentuk barang peninggalan koleksi museum Gedung Sate dan sejarah tentang gubernur Jawa Barat di setiap periode.
![]() |
Barang-barang yang ada di museum Gedung Sate yaitu seperti sirine alarm untuk menandakan jika terjadi perang atau bencana alam. Selain itu benda lain yang ada di museum Gedung Sate yaitu buku karangan dari Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, Thomas Stamford Raffles berjudul "The History of Java"
Selain melihat benda koleksi dan penjelasan sejarah yang berbentuk visual interaktif, museum Gedung Sate juga memiliki studio untuk memutar film sejarah Gedung Sate. Pemutaran film sejarah Gedung Sate tersebut dilakukan di dalam studio yang mirip seperti bioskop dengan layar tancap dan sofa empuk.
Satria (37) salah satu pengunjung museum Gedung Sate yang berasal dari Semarang menceritakan kesan-kesannya ketika pertama kali berkunjung ke museum Gedung Sate. Satria mengajak keluarganya untuk mengunjungi Gedung Sate sekaligus mendapatkan pengetahuan baru seputar Jawa Barat dan Gedung Sate.
![]() |
"Anak-anak bisa melihat cagar budaya, seperti ini kan termasuk cagar budaya dan lebih menarik daripada wisata yang sekedar hiburan, tetapi di sini ada nilai edukasinya," ungkap Satria kepada detikJabar di museum Gedung Sate.
Selain Satria yang berkunjung membawa keluarga, Hary (25) dengan pasangannya sengaja datang ke museum Gedung Sate untuk berkencan sekaligus mengetahui seluk beluk sejarah dari Jawa Barat.
"Pengen tau museum Gedung Sate ini seperti apa, karena ini baru pertama masuk ke sini (Gedung Sate). Terus dari penjelasan sejarah-sejarah nya cukup lengkap dan banyak hal menarik lainnya juga," kata Hary.
Lokasi museum Gedung Sate terletak di Jalan Diponegoro Nomor 22, Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat. Harga tiket masuk ke museum Gedung Sate tergolong murah yaitu hanya Rp 5.000.
(yum/yum)