Muncul Dua 'Wajah' Berbeda Saat Waduk Situ Gede Tasik Surut

Muncul Dua 'Wajah' Berbeda Saat Waduk Situ Gede Tasik Surut

Faizal Amiruddin - detikJabar
Selasa, 26 Sep 2023 08:00 WIB
Situ Gede Tasikmalaya yang mengering
Situ Gede Tasikmalaya yang mengering (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Debit air di danau Situ Gede Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya susut drastis sebagai dampak musim kemarau. Debit air Situ Gede yang surut itu menimbulkan banyak kesulitan bagi masyarakat dan pelaku usaha di objek wisata tersebut.

Namun di sisi lain, kondisi surut itu membuat Situ Gede tampil dengan keindahan yang berbeda. Bagian danau yang kering berubah menjadi padang rumput hijau. Puluhan burung kuntul terlihat bermain-main di tepian air danau yang masih tersisa.

Keindahan ini juga menarik fotografer pra pernikahan menjadikan Situ Gede sebagai lokasi pemotretan. "Walau pun airnya surut masih tetap bagus, model kita bawa turun ke dasar danau yang ditumbuhi rumput. Kalau airnya sedang penuh kan kita hanya memotret di tepi," kata Tedi, salah seorang fotografer, Senin (25/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini volume air di Situ Gede diperkirakan tinggal 20 persen karena aliran air ke danau ini semuanya kering.

Alhasil objek wisata alam di Kota Tasikmalaya itu terlihat berbeda dari biasanya. Bagian pinggiran danau dengan luas sekitar 47 hektar itu berubah seperti padang rumput.

ADVERTISEMENT

Suplai Air Berkurang

Dampak lainnya Situ Gede juga kehilangan fungsinya sebagai penyuplai air bagi ratusan hektar sawah.

"Iya mulai kering, debit airnya tinggal sekitar 20 persen," kata Opi Satia, petugas pintu air Situ Gede.

Dia menjelaskan musim kemarau telah menyebabkan Situ Gede kehilangan pasokan air dari sumber utama yaitu sungai Cibanjaran. "Jadi sekarang hanya mengandalkan masa air yang ada, karena inlet dari irigasi Cibanjaran sudah tak ada, kering," kata Opi.

Dampak dari kondisi surut itu membuat 4 pintu air penyalur tak berfungsi memasok air ke area pertanian. Padahal pasokan Situ Gede sangat dibutuhkan oleh lebih dari 250 hektar lahan pertanian yang tersebar di wilayah Kecamatan Mangkubumi, Cihideung dan Cipedes.

Situ Gede Tasikmalaya yang mengeringSitu Gede Tasikmalaya yang mengering Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar

"Dari lima pintu air outlet, hanya satu yang berfungsi. Itu pun sebenarnya pintu penguras, jadi saat ini Situ Gede hanya mampu mengairi sekitar 30 hektar sawah yang berada di Kecamatan Mangkubumi saja, padahal dalam kondisi normal bisa mengairi 250 hektar lebih," kata Opi.

Dia mengaku tak bisa berbuat banyak dengan kondisi itu selain berusaha menghemat air dan berharap hujan segera turun. "Mata air yang dulu sangat banyak di Situ Gede, kini semakin berkurang," kata Opi.

Tingkat Kunjungan Berkurang

Selain berdampak pada fungsinya sebagai sumber air pertanian, surutnya debit air Situ Gede juga berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan.

"Sangat berpengaruh, tingkat kunjungan berkurang 50 persen. Jualan juga sepi," kata Mumu, salah seorang pedagang kuliner di Situ Gede.

Menurut Mumu, jika dirinya masih bisa bertahan berjualan maka para penyedia jasa perahu lebih parah. Mereka tak bisa beroperasi karena air surut. "Tukang perahu lebih parah, mereka berhenti beroperasi, tapi ke kami juga berpengaruh. Berkurang daya tarik wisata, otomatis pengunjung ikut berkurang," kata Mumu.

Dia berharap ada bantuan pemerintah terkait kondisi yang dialami para pelaku usaha pariwisata di Situ Gede ini. "Keinginan kami cobalah dibantu agar pemerintah memfasilitasi adanya event pariwisata. Mau bazaar, pameran atau apa pun yang penting ada keramaian di sini," harap Mumu.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads