Viral Pendaki Cedera Dievakuasi Mandiri Tanpa Dibantu Petugas TNGGP

Viral Pendaki Cedera Dievakuasi Mandiri Tanpa Dibantu Petugas TNGGP

Ikbal Selamet - detikJabar
Rabu, 06 Sep 2023 14:13 WIB
Pendaki cedera dievakuasi secara mandiri
Pendaki cedera dievakuasi secara mandiri (Foto: Istimewa).
Cianjur -

Rombongan pendaki asal Purwakarta keluhkan layanan dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pasalnya salah seorang peserta rombongan pendaki yang mengalami cedera serius terpaksa dievakuasi secara mandiri, lantaran petugas yang tak kunjung datang.

Pengalaman buruk itu pun dibagikan salah seorang pendaki di akun media sosial Instagram dengan nama akun Bang Yos. Cuitan yang ditag ke Menteri Sandiaga Uno dan Pemrov Jawa Barat itupun viral di media sosial.

Dalam postingannya, Bang Yos menjelaskan, jika dia dan rombongannya yang mayoritas berasal dari Purwakarta dengan jumlah 17 orang itu melakukan pendakian pada 2 September 2023 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun di tengah pendakian, salah seorang temannya bernama Aldo Gusirvd tergelincir hingga bagian engkel kakinya cedera serius.

Pihaknya sudah mencoba beberapa kali menginformasikan kejadian tersebut pada pihak Ranger Gunung Gede, namun tidak ada tindakan apapun dari ranger Gunung Gede sampai malam hari. Hingga akhirnya pendaki tersebut dievakuasi secara mandiri oleh rekan-rekannya.

ADVERTISEMENT

"Sabtu 2 September 2023 kami melakukan pendakian ke Taman Nasional Gn Gede Pangrango via Putri. Pendakian yang kami lakukan adalah pendakian resmi via online sesuai dengan Simaksi Taman nasional Gn Gede Pangrango. Namun di perjalanan pendakian ada satu team kami yang membawa peralatan mengalami kecelakaan hingga engkel dari salah satu team kami Aldo Gustirvd bergerser," ucap Bang Yos saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (6/9/2023).

Menurutnya pendaki tersebut diketahui mengalami cedera lantaran tidak kunjung sampai ke puncak, padahal mendaki terlebih dulu.

"Setelah dicek oleh saya dan beberapa rekan, ternyata Aldo ini mengalami cedera sehingga harus beristirahat di pos 3. Saat itu sudah ada pendaki lain yang membantu merawatnya. Mulai dari mendirikan tenda dan memberikan safety blanket pada korban agar tidak kedinginan," kata dia.

Bang Yos, mengatakan saat itu pihaknya sudah menginformasikan kepada basecamp agar segera dilaporkan ke pihak Balai Besar TNGGP dan meminta bantuan evakuasi.

Sayangnya hingga Minggu (3/9) siang, bantuan dari tim rescue atau petugas TNGGP tidak kunjung datang.

"Karena terlalu lama menunggu ranger yang tidak kunjung datang, akhirnya kami melakukan evakuasi mandiri dari pos 3 menuju basecamp," kata dia

Dia mengungkapkan proses evakuasi tersebut membutuhkan waktu hingga 8 jam. Padahal normalnya perjalanan hanya akan memakan waktu sekitar 3-4 jam.

"Perjalannya lama karena kami harus bergantian menggendong teman kami yang cedera. Setiap 3 menit sekali kami gantian menggendongnya. Ada enam orang yang gantian menggendong hingga ke bawah. Setelah sampai basecamp, di sana ada tukang urut untuk penanganan sementara dan lanjut dibawa ke rumahnya supaya bisa dibawa ke rumah sakit terdekat," kata dia.

Dia mengaku sangat menyayangkan kurang responnya Balai Besar TNGGP terhadap pendaki yang cedera tersebut hingga harus dievakuasi secara mandiri.

"Yang menjadi pertanyaan kami, adalah di Simaksi tersebut terdapat asuransi kesehatan, dan pendaki yang berada di area Taman Nasional Gunung Gede adalah bagian dari tanggung jawab Pihak Balai, untuk mengawasi dan mengayomi, namun tidak ada satupun Ranger yang menolong Korban. Setelah berulang ulang kami meminta bantuan," kata dia.

Dia menambahkan kondisi tersebut sangat memprihatinkan, mengingat Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan pengunjung yang membludak setiap akhir pekan, namun tidak ada yang membantu team dalam keadaan Darurat.

"Berbeda sekali jika dibandingkan dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang sama-sama di Jawa Barat Ranger Gn Salak sangat fast respon. Saya harap ada perbaikan ke depannya," kata dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendakian Taman Nasional 1 TNGGP Cianjur Lana Sari membantah, pihaknya kurang menanggapi dan tidak membantu proses evakuasi pendaki yang mengalami cedera tersebut.

Menurut Lana, Pihak Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tidak menerima laporan evakuasi atas nama Aldo atau Muhammad Gustirivaldo.

"Kami tidak menerima adanya laporan. Jika menerima laporan evakuasi tentunya akan segera melaksanakan evakuasi. Setelah kami telusuri, informasinya pendaki tersebut melaporkan membutuhkan evakuasi ke ranger BC Yaman, bukan ke petugas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango," kata dia.

Dia mengatakan, pendaki mengira sudah melapor ke petugas, namun ternyata pada ranger atau sebatas basecamp.

"Mungkin mengiranya ranger itu adalah petugas TNGGP, padahal bukan. Kita kan punya call center pendakian. Mereka tidak mengkontak ke nomer tersebut," kata Lana.

Selain itu, Lana mengungkapkan, jika identitas pendaki tersebut juga diduga tidak sesuai atau berbeda dengan di aplikasi.

"Masukkan data di aplikasi berbeda dengan identitas asli dari pendaki tersebut. Sehingga diduga pendakinya illegal. Kami mengimbau agar para pendaki mengikuti aturan yang berlaku dan bisa segera melapor ke call center atau petugas resmi jika memang memerlukan bantuan, apalagi untuk evakuasi," pungkasnya.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads