Ramainya kunjungan wisatawan ke sejumlah objek wisata yang tersebar di kawasan Lembang pada momen libur Lebaran dimanfaatkan juga oleh Wahyudin cs meraup cuan.
Wahyudin dan teman-temannya warga Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menawarkan jasa ojek wisata bagi wisatawan yang membutuhkan bantuan mobilitas cepat.
Mengingat setiap momen libur panjang bertepatan dengan hari besar keagamaan dan nasional, Lembang menjadi destinasi favorit wisatawan dari berbagai daerah di luar Bandung Raya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya kami di ojek wisata Gudang Kahuripan, menawarkan jasa ojek buat wisatawan. Utamanya wisatawan di Farmhouse sama The Great Asia Africa," kata Wahyudin saat berbincang dengan detikJabar, Selasa (25/4/2023).
Ojek wisata itu, kata Wahyudin, beroperasi secara resmi dengan izin dari Kepala Desa Gudang Kahuripan. Hal itu sekaligus menghindarkan hal yang tidak diinginkan dari pelaku jasa ojek wisata terhadap wisatawan sebagai pengguna jasa.
"Jadi dari 15 RW se-desa (Gudang Kahuripan) ada kuotanya, sekitar 10 orang setiap RW. Ada yang rutin ada yang musiman. Bukan kewajiban juga soalnya kan," kata Wahyudin.
Ia menyebut cukup banyak pengguna jasa ojek wisata. Terutama bagi mereka yang ingin berpindah dari satu objek wisata ke objek wisata lainnya namun malas terjebak kemacetan panjang.
"Misalnya dari Farmhouse mau ke Lembang Park Zoo, atau mau ke Setiabudi itu bisa. Terus yang pakai ojek juga biasanya wisatawan sepuh, karena parkirannya agak jauh jadi pakai ojek," tutur Wahyudin.
Sebagai penyedia jasa, ia tak mau memberatkan wisatawan dengan mematok tarif mahal. Ia juga tak mau aji mumpung meraup cuan besar dari wisatawan pada momen libur panjang seperti ini.
"Ya normal-normal saja, biar usahanya bisa manjang juga. Jarak dekat biasanya ongkos itu Rp10 ribu, kalau misalnya dari Farmhouse ke Setiabudi, karena macet ya sekitar Rp30 ribu," ucap Wahyudin.
Kondisi sempat sepi pada saat pandemi COVID-19 terjadi. Baru tahun lalu dan tahun ini, geliat pariwisata di Lembang terasa kembali dan menghidupkan asa mereka kecipratan ramainya wisatawan di Lembang.
"Ya Alhamdulillah, kalau libur panjang sehari bisa 10 orang yang pakai jasa ojek. Kalau hari biasa sepi. Tapi kita nggak mangkal di wisata, jadi biasanya sambil jalan-jalan juga terus datang ke parkiran," ujar Wahyudin.
(dir/dir)