Asa Taman Bacaan Hendra Bertahan di Era Digital

Kota Bandung

Asa Taman Bacaan Hendra Bertahan di Era Digital

Naja Sarjana - detikJabar
Sabtu, 11 Mar 2023 19:10 WIB
Taman Bacaan Hendra Kota Bandung.
Taman Bacaan Hendra (Foto: Naja Sarjana/detikJabar)
Bandung -

Suasana hangat dan klasik terasa ketika memasuki Taman Bacaan Hendra. Buku-buku tertata rapi di atas rak-rak yang mengitari ruangan. Mulai dari komik hingga novel dari berbagai penulis kenamaan nasional maupun internasional dapat dinikmati di Taman Bacaan Hendra.

Taman Bacaan Hendra atau disingkat TB Hendra terletak di sebuah rumah pinggir Jalan Sabang, Kota Bandung. Memang, dulunya tempat baca ini adalah rumah biasa yang ditinggali oleh keluarga Juliana Haewa, pendiri dari Taman Bacaan Hendra.

Berdiri sejak 1967, TB Hendra merupakan rumah baca tertua di Bandung. Garasi mungil awalnya menjadi tempat Juliana memajang buku-bukunya. Kala itu, banyak warga di sekitar rumah yang berdatangan untuk meminjam buku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, TB Hendra telah dikelola oleh Atie Hendra, cucu dari Juliana Haewa. Ia melanjutkan jejak keluarganya mengelola rumah baca ini sejak tahun 1980-an. Meskipun ia sibuk bekerja di bidang properti, sesekali ia berkunjung ke TB Hendra untuk memeriksa kondisi buku-buku yang ada di sana. Atie mengaku kini sudah ada sekitar 70 ribu buku yang dipajang di TB Hendra.

"70 ribu (buku) di dalam ruangan ini. Kalau di luar ruangan ini (ditotal) sudah sekitar dua ratus ribu," ujar Atie kepada detikJabar, belum lama ini.

ADVERTISEMENT

Ternyata, buku-buku yang dipajang di ruangan TB Hendra belum semuanya. Atie menyimpan ratusan buku lainnya di ruangan lain rumah ini. Untuk membaca buku di tempat, pengunjung tidak dikenakan tarif. Cukup melaporkan ke petugas dan menitipkan kartu identitas.

Pembaca juga bisa membaca sambil menikmati secangkir kopi yang dijual di halaman rumah, Ecky Coffee milik anak dari Atie. Namun, apabila ingin meminjam untuk dibawa ke rumah, pengunjung harus terlebih dahulu membuat member. Tarif member sendiri dimulai dari Rp 55.000. Harga berbeda-beda tergantung seberapa jauh peminjam tinggal. "Untuk member mulai dari 55 ribu, tergantung lokasi tempat tinggalnya," katanya.

Buku-buku yang tersedia di TB Hendra ini cukup lengkap. Seperti buku karya Bapak Komik Indonesia, RA Kosasih, berjudul Mahabharata yang tersedia dari seri pertama hingga terakhir. Ada pula serial karya penulis novel anak asal Inggris, Enid Blyton yang berjudul Lima Sekawan dan Sapta Siaga.

TB Hendra menjaga bukunya dengan sangat baik. Semuanya disampul dan dilaminating dengan sangat rapi, membuat buku tidak tampak rusak meskipun sudah berusia puluhan tahun.

Warna kecokelatan pada lembaran buku menunjukkan usia buku yang sudah sangat tua, namun tetap baik terjaga. Atie mengaku buku-buku TB Hendra memang banyak yang sudah berusia puluhan tahun. Bahkan ada pula buku yang dimiliki sejak tahun 1967.

"Ada (buku sejak tahun 1967), tapi kita simpan di dalam tidak kita keluarkan. Karena usianya sudah sangat tua jadi rapuh. Kita pinjamkan jika ada yang mencari," ujarnya.

Meskipun Atie memiliki banyak kesibukan, ia tetap meneruskan pesan neneknya untuk terus menjaga dan mengelola TB Hendra. Atie berharap dengan masih hadirnya TB Hendra, orang-orang bisa memiliki fasilitas membaca. Ia berharap anak-anak muda bisa terus meningkatkan minat membaca, tidak harus di TB Hendra.

"Harus meningkatkan (minat) membaca karena di dalam buku terdapat solusi bagi berbagai masalah kehidupan," kata Atie.

(iqk/iqk)


Hide Ads