Menelisik Sejarah Stasiun Padalarang yang Dibangun Belanda

Menelisik Sejarah Stasiun Padalarang yang Dibangun Belanda

Whisnu Pradana - detikJabar
Minggu, 25 Des 2022 15:00 WIB
Stasiun Padalarang, Bandung Barat.
Stasiun Padalarang, Bandung Barat (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).
Bandung Barat -

Jejak kolonialisme Belanda di tanah air ratusan tahun lalu, banyak yang masih berdiri kokoh dan berfungsi dengan amat baik. Keberadaan dan perannya mungkin tak akan bisa tergantikan.

Salah satunya adalah Stasiun Padalarang. Stasiun kereta yang berada di sisi barat ibu kota Jawa Barat, Bandung, jadi bukti sahih, Belanda juga memegang peranan penting membangun peradaban di Kabupaten Bandung Barat.

Kalau dibandingkan dengan Stasiun Bandung maupun Stasiun Cimahi, boleh dibilang lokasi Stasiun Padalarang agak menjorok ke dalam. Kurang strategis karena tak berada di pinggir jalan raya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tepatnya ada di Jalan Cihaliwung, Padalarang, menjadi alternatif perlintasan dari arah Sukabumi-Cianjur. Namun utama jika datang dari arah Purwakarta dan Karawang.

Saat ini, Stasiun Padalarang punya peran tambahan yang vital juga. Rencananya menjadi pengumpan atau feeder bagi Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang saat ini sedang dikebut oleh pemerintah pusat.

ADVERTISEMENT

Sejarah Berdirinya Stasiun Padalarang

Dilansir dalam laman haritage.kai.id, pada tahun 1884 Stasiun Padalarang hanyalah sebuah halte yang dibuka untuk umum berbarengan dengan peresmian jalur kereta api Dari Cianjur ke Bandung. Jalur tersebut merupakan bagian dari proyek pembangunan jalur kereta api pertama di Priangan, Bogor-Bandung.

Mundur lagi ke belakang, jalur kereta api di tatar pasundan dibangun oleh perusahaan kereta api negara milik Belanda, Staatssporwegen (SS). Jalur yang dibangun dimulai dari Buitenzorg (Bogor) menuju Bandung melalui Sukabumi-Cianjur.

Pelaksanaan proyek pembangunan Stasiun Padalarang dimulai tahun 1878. Diawali dengan pengukuran dan pemetaan pembangunan jalur oleh SS. Pekerjaan tersebut diborongkan kepada pihak ketiga di bawah pengawasan para mandor-mandor Eropa, Cina, dan pribumi.

Halte Padalarang masuk ke dalam seksi Cisokan-Cipadalarang sepanjang 3,5 km yang dirampungkan pada tahun 1880. Setelah diukur dan dipetakan SS melakukan pembebasan lahan Geografis wilayah Priangan sebagian besar berupa pegunungan yang kondisi tanahnya naik turun.

"Stasiun padalarang itu sudah lama sekali rancang bangunya. Nah sekitar 1890-an mulai pembangunan tahap pertama. Tapi baru dioperasikannya sekitar 1902. Jadi ada jeda dulu dari selesai pembangunan sampai operasional," ujar Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB Tubagus Adhi kepada detikJabar.

Belanda memikirkan matang-matang jika hendak membangun sesuatu. Pun demikian dengan Stasiun Padalarang. Selain difungsikan sebagai alat transportasi massal zaman dulu, fungsi lainnya yakni penguatan basis militer Belanda di tanah pasundan.

"Tahun 1900-an awal sekitar 1910-an kalau nggak salah, ada rencana pemindahan ibu kota Hindia Belanda itu dari Batavia ke Bandung. Nah salah satunya adalah tadi, mereka perlu penguatan unsur militer. Dibangun lah akhirnya Stasiun Padalarang," kata Adhi.

"Penguatan unsur militer itu karena tahun 1913-an kalau tidak salah, Batavia itu diserbu dan diambil-alih oleh Inggris. Beberapa lama kemudian terjadilah pemindahan ibu kota ke Bandung," tambahnya.

Membahas soal daerah militer prajurit Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL), Padalarang sudah menjadi daerah operasi pertahanan militer. Terbukti dengan banyaknya gerbang-gerbang militer, dan posisinya di sebelah Cimahi sebagai kota Garnisun.

"Nah stasiun (Padalarang) juga menjadi tempat naik turunnya atau proses pemindahan kuda-kuda kavaleri. Dan kebetulan memang kuda terbaik ditemukan di situ," tuturAdhi.

Fungsi Transportasi Warga

Fungsi lain dari pembangunan Stasiun Padalarang yakni menunjang mobilitas warga Belanda dan pribumi menak dari Batavia ke Padalarang dan Bandung. Salah satunya berkaitan dengan keberadaan perusahaan pabrik kertas Padalarang yang dari dulu menjadi objek vital.

"Jadi banyak yang mau ke perusahaan itu, mereka naik kereta lalu turun di Padalarang. Kebetulan (PT Kertas Padalarang sebagai objek vital) kan sampai sekarang," kata Adhi.

Selain itu, keberadaan Stasiun Padalarang menjadi kebutuhan utama para ilmuwan yang hendak mengeksplorasi ekosistem di kawasan karst, pegunungan, dan hutan di wilayah Kabupaten Bandung Barat kala itu.

"Misalnya di Cililin itu banyak tempat-tempat ekskavasi yang menarik. Kemudian Tagogapu, Gua Pawon. Jadi masih banyak jalur ekskavasi yang menarik buat peneliti. Akhirnya kan peneliti dari Eropa datang ke Bandung Barat melalui Stasiun Padalarang," kata Adhi.

Halaman 2 dari 2
(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads