Denyut nadi Kampung Braga mulai melemah sebagai kampung wisata kreatif. Mural-mural yang luntur hingga tak munculnya ruang kreativitas menjadi kendala. Warga Kampung Braga menginginkan pembinaan yang berkesinambungan dari Pemkot Bandung.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung mengklaim telah melakukan pendampingan hingga pembinaan secara rutin setiap tahunnya. Disbudpar lebih menekankan pembinaan pada perilaku warga, yakni warga kampung yang sadar sapta pesona wisata.
"Karena memang KWK (kampung wisata kreatif) sudah terbentuk sudah sedemikian rupa. Jadi, yang paling utama adalah bagaimana menerapkan sapta pesona wisata," kata Kabid Pariwisata Disbudpar Kota Bandung Faisal Tachir kepada detikJabar, Selasa (20/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Awan Mendung di Kampung Braga Bandung |
Sebelumnya, pengurus RW 08 Kampung Braga menilai pembinaan kampung wisata kreatif tak berjalan maksimal. Kondisi ini lah yang membuat Kampung Braga tak berkembang, hingga warganya tak mampu berdaya. Namun, Faisal menampik. Ia mengaku setiap tahunnya dinas menggelontorkan program pembinaan terhadap warga Kampung Braga.
"Kita setiap tahun pendampingan pelatihan di sana dan juga dibentuk pokdarwis (kelompok sadar wisata) di sana. ketuanya Pak Soleh, terus aktivitas masyarakat di sana berjalan dengan baik. banyak sekali potensi bangunan cagar budaya hingga co-working space yang bisa dimanfaatkan," ucap Faisal.
Nyatanya, co-working space di Kampung Braga juga tak optimal. Tempat ini lebih sering tutup ketimbang buka. Bahkan, DPRD menilai harus ada kajian ulang tentang penempatan co-working space hingga pembinaan terhadap warga Kampung Braga.
Kendati demikian, Faisal tak menampik eksistensi Kampung Braga surut. Untuk menjaga semangat sapta pesona agar eksisten kampung bisa hidup, ia mengaku tetap melakukan pembinaan.
"Makanya kita setiap tahun melakukan pendampingan dan pembinaan pelaku jasa pariwisata di sana. Banyak sekali di sana. Sehingga ini harus menjadi kesatuan," ucap Faisal.
Sekadar diketahui, sapta pesona adalah tujuh unsur yang dijadikan sebagai tolok ukur produk wisata. ketujuh unsur ini adalah keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan.
Sebelumnya, warga Kampung Braga menggelengkan kepala di tengah pesatnya perkembangan Jalan Braga. Sedangkan, warga Braga sendiri hanya segelintir yang menerima manfaat atas keramaian Jalan Braga.
"Secara kasat mata belum benar-benar terealisasi. Saya sebagai warga merasakan itu, warga sebenarnya ingin membantu pemerintah. Tapi, ada kendala tentang pola pikir warga ini," kata Dede Mahyudin selaku pengurus RW 08 Kampung Braga saat berbincang dengan detikJabar, Senin (19/12/2022).
"Perlu adanya pembinaan agar pola pikir warga juga bisa mengarah untuk menciptakan destinasi (wisata). Sekalipun ada yang mendorong, yang mendorong itulah harus benar benar serius. Dampaknya harus bisa dinikmati warga," kata Dede menambahkan.
(sud/mso)